Angka stunting di Banten terus menaik? Daun kelor bisa dijadikan makanan alternatif pencegahan stunting lho! |
Penulis : Retna Ayu Purnama Sari (6662220193)
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
Indoaktual, Yogyakarta, Angka stunting di Provinsi Banten terus mengalami peningkatan yang menjadi perhatian serius berbagai pihak. Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024, masih ada sekitar 35 ribu anak yang mengalami stunting di Banten. Stunting adalah gangguan pertumbuhan kronis pada anak akibat kekurangan gizi dalam jangka panjang dan juga memiliki dampak yang kompleks. Stunting merusak perkembangan kognitif dan produktivitas di masa depan, bukan hanya mempengaruhi tinggi badan anak. Ini menjadi tantangan besar bagi Provinsi banten, yang memerlukan langkah yang tepat untuk mencegah dampak yang lebih buruk dari stunting. Salah satu solusi yang dioptimalkan adalah pemanfaatan daun kelor sebagai bahan pangan lokal yang memang memiliki banyak nutrisi.
Daun kelor, juga dikenal sebagai Moringa oleifera telah lama di cap sebagai tanaman yang memiliki banyak manfaat. Daun ini sangat kaya akan protein, vitamin A, vitamin C, kalsium, zat besi, dan antioksidan, yang sangat penting untuk mendukung pertumbuhan anak. Daun kelor memiliki banyak kalsium didalamnya, melebihi zat kalsium yang ada didalam susu. Jadi, daun kelor adalah pilihan yang bagus untuk pertumbuhan tulang. Daun kelor juga kaya akan zat besi yang membantu mencegah anemia, salah satu masalah kesehatan yang sering terjadi pada anak-anak di Indonesia. Itu mengapa ketika di sekolah banyak pembagian obat merah untuk mencegah terjadinya anemia. Daun kelor memiliki potensi besar sebagai solusi untuk memerangi stunting di banyak tempat, termasuk Banten, karena memiliki nutrisi yang lengkap dan berlimpah.
Sebuah penelitian yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Kramatwatu, Serang, menunjukkan bahwa memberi anak-anak lebih banyak nutrisi dengan menggunakan daun kelor adalah metode yang efektif. Daun kelor digunakan sebagai bahan dasar nugget tahu, yang diberikan kepada balita dan sangat tidak bergizi. Penelitian ini menunjukkan bahwa makan nugget tahu dengan daun kelor secara teratur dapat meningkatkan berat badan balita secara signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa daun kelor dapat diolah menjadi makanan yang tidak hanya mengandung banyak nutrisi tetapi juga praktis dan menyenangkan untuk anak-anak. Nugget menyadari bahwa daun kelor ini dapat berfungsi sebagai model makanan alternatif yang dapat diterapkan di tempat lain untuk membantu mengurangi angka stunting. Ini seharusnya bisa menjadi program pemerintah guna menurunkan angka stunting di Banten.
Daun kelor tidak terlalu sulit untuk dimanfaatkan karena tanaman ini tumbuh subur di hampir seluruh Indonesia, termasuk Banten. Daun kelor tidak membutuhkan perawatan khusus untuk dibudidayakan dan mudah ditanam di pekarangan rumah. Namun, masalah utama adalah masyarakat tidak tahu manfaat daun kelor dan cara mengolahnya menjadi makanan yang bervariasi dan menarik. Meskipun daun kelor biasanya dianggap sebagai bahan sayur bening, potensinya jauh lebih luas. Daun kelor dapat diproses menjadi bubuk untuk digunakan sebagai campuran makanan, nugget, keripik, atau camilan kontemporer seperti snack bar.
Penting bagi pemerintah daerah untuk mendorong penggunaan daun kelor sebagai bagian dari strategi pencegahan stunting. Program pemberdayaan masyarakat seperti memberikan instruksi tentang cara mengolah daun kelor dan menyediakan makanan kelor di posyandu dapat menjadi langkah awal yang berhasil. Selain itu, pemerintah juga dapat bekerja sama dengan sektor swasta untuk memproduksi makanan berbahan dasar daun kelor secara massal. Ini akan membuat makanan lebih mudah diakses oleh umum.
Dukungan dari akademisi dan mahasiswa juga menjadi kunci penting. Inovasi seperti yang dilakukan mahasiswa UGM, yaitu menciptakan snack bar daun kelor, dapat diadaptasi dan dikembangkan lebih lanjut. Institusi pendidikan dapat berkontribusi melalui penelitian dan pengembangan produk makanan berbasis daun kelor yang lebih bervariasi dan sesuai dengan selera masyarakat. Selain itu, penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya gizi seimbang dan cara memanfaatkan bahan pangan lokal seperti daun kelor harus terus dilakukan secara berkelanjutan.
Stunting adalah masalah serius yang memerlukan perhatian dari semua pihak. Pemanfaatan daun kelor sebagai solusi lokal menunjukkan bahwa masalah gizi buruk dapat diatasi dengan pendekatan yang sederhana tetapi efektif. Studi di Puskesmas Kramatwatu dan inovasi mahasiswa UGM membuktikan bahwa daun kelor dapat memberikan dampak besar jika dimanfaatkan dengan tepat. Dengan kolaborasi yang kuat antara pemerintah, akademisi, dan masyarakat, Banten dapat menekan angka stunting secara signifikan. Daun kelor bukan hanya solusi untuk masa kini, tetapi juga investasi untuk masa depan yang lebih sehat dan cerdas.
Daftar Pustaka
Grehenson, G. (2024). Mahasiswa UGM Bikin Snack Bar dari Daun Kelor untuk Cegah Stunting.
https://ugm.ac.id/id/berita/mahasiswa-ugm-bikin-snack-bar-dari-daun-kelor-untuk-cegah -stunting/
Nurseha. (2024). Meningkatkan Berat Badan Balita dengan Nugget Tahu Daun Kelor.