Antara Kreativitas dan Identitas Komunikasi Bahasa Gaul Gen Z

Antara Kreativitas dan Identitas Komunukasi Bahasa Gaul Gen Z

Penulis : Dennis Dita Praditia

Prodi Ilmu Komunikasi

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa


Indoaktual, Yogyakarta, Generasi Z, generasi yang lahir di era digital, telah membawa perubahan signifikan dalam cara berkomunikasi, khususnya melalui penggunaan bahasa gaul. Fenomena ini bukan sekadar tren biasa, melainkan refleksi mendalam dari identitas dan kreativitas sebuah generasi yang tumbuh di tengah derasnya arus teknologi dan media sosial.

Bahasa gaul Gen Z merupakan bentuk ekspresi unik yang melampaui sekadar komunikasi. Ia menjadi semacam kode rahasia yang menandakan kebersamaan, kedekatan, dan sense of belonging di antara mereka. Singkatan-singkatan seperti "baper" (bawa perasaan), "mager" (malas gerak), atau ungkapan "anjay" yang penuh variasi menunjukkan betapa dinamis dan kreatifnya mereka dalam memanipulasi bahasa.

Namun, di balik keunikan ini, terdapat kritik yang mempertanyakan dampak penggunaan bahasa gaul terhadap perkembangan bahasa Indonesia. Apakah ini sekadar fenomena sementara atau ancaman nyata bagi kemurnian bahasa? Sejatinya, bahasa selalu berkembang, dan Gen Z adalah agen perubahan yang menghadirkan warna baru dalam komunikasi.

Media sosial memainkan peran krusial dalam penyebaran dan evolusi bahasa gaul. Platform seperti TikTok, Instagram, dan Twitter menjadi ruang eksperimen linguistik di mana istilah baru lahir, berkembang, dan menular dengan kecepatan yang luar biasa. Sebuah ungkapan dapat menjadi viral dalam hitungan jam, kemudian menjelma menjadi bagian tak terpisahkan dari kosakata generasi ini.

Menarik untuk dicermati bahwa penggunaan bahasa gaul tidak sekadar soal gengsi atau ikut-ikutan. Bagi Gen Z, ia adalah alat untuk mengekspresikan identitas, kritik sosial, dan bahkan humor. Mereka tidak sekadar menggunakan bahasa, tetapi membentuk ulang bahasa sesuai konteks dan kreativitas mereka.

Namun, perlu disadari bahwa tidak semua ruang komunikasi cocok dengan bahasa gaul. Generasi Z yang cerdas tentunya paham akan pentingnya adaptasi bahasa sesuai konteks. Dalam ruang akademis atau profesional, mereka mampu beralih ke bahasa formal dengan mulus.

Kesimpulannya, bahasa gaul Gen Z bukanlah sekadar fenomena linguistik, melainkan cermin dinamika sosial dan budaya kontemporer. Ia menghadirkan tantangan sekaligus peluang bagi pemahaman lintas generasi. Bukan soal benar atau salah, melainkan bagaimana kita dapat saling memahami dalam keragaman ekspresi komunikasi.

Saatnya kita tidak sekadar menghakimi, tetapi memahami. Bahasa adalah hidup, dan Gen Z adalah salah satu narasinya.

Previous Post Next Post

نموذج الاتصال