Ketahanan Pangan di Banten: Tantangan dan Solusi |
Penulis : Muhammad Rif’an Darjatun (6662220197)
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
Indoaktual, Yogyakarta, Ketahanan pangan merupakan isu yang semakin mengemuka di Indonesia, termasuk di Provinsi Banten. Sebagai salah satu provinsi yang memiliki potensi agrikultur yang besar, Banten menghadapi berbagai tantangan dalam mencapai ketahanan pangan yang berkelanjutan. Artikel ini bertujuan untuk mengkritisi permasalahan ketahanan pangan di Banten serta menawarkan solusi yang dapat diimplementasikan.
Tantangan dan Solusi Untuk Meningkatkan Ketahanan Pangan di Banten
Luas Lahan Pertanian yang Menyusut. Perluasan wilayah urbanisasi dan pembangunan infrastruktur telah mengakibatkan penyusutan luas lahan pertanian. Hal ini berpotensi mengurangi produksi pangan lokal yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat Banten. Pemerintah perlu melakukan revitalisasi lahan pertanian dengan mengoptimalkan penggunaan lahan pertanian yang ada dengan memperbaiki sistem irigasi dan mendukung praktik pertanian berkelanjutan. Pengembalian fungsi lahan yang terlanjur beralih ke penggunaan non-pertanian juga perlu dipertimbangkan.
Perubahan iklim menyebabkan cuaca yang tidak menentu, seperti banjir dan kekeringan, yang berdampak langsung pada hasil pertanian. Petani sering kali mengalami kerugian akibat gagal panen. Seharusnya pemerintah membantu dengan memberikan inovasi dan teknologi di bidang pertanian. Hal itu, memungkinkan petani bisa memanfaatkan teknologi modern seperti pemetaan berbasis drone, sistem irigasi pintar, dan bioteknologi dapat meningkatkan hasil pertanian. Pemerintah harus mendorong program pelatihan bagi petani untuk mengadopsi teknologi terbaru.
Keterbatasan Akses Terhadap Sumber Daya. Banyak petani di Banten yang tidak memiliki akses terhadap teknologi modern dan pupuk berkualitas. Hal ini menghambat produktivitas pertanian dan mengurangi daya saing hasil pertanian lokal. Pemerintah daerah bersama dengan organisasi nongovernmental perlu meningkatkan program penyuluhan pertanian. Edukasi mengenai praktik pertanian yang baik akan membantu petani meningkatkan produktivitas dan efisiensi.
Kurangnya Pengetahuan dan Pelatihan. Di Banten masih banyak petani yang kurang teredukasi tentang praktik pertanian yang baik. Pelatihan dan penyuluhan yang minim menjadikan mereka kesulitan dalam menerapkan teknik pertanian yang efisien. Solusinya dengan Mendorong petani untuk menanam berbagai jenis tanaman pangan dapat mengurangi ketergantungan pada satu jenis komoditas. Diversifikasi juga dapat mengurangi risiko gagal panen akibat serangan hama atau perubahan iklim.
Kesimpulan
Ketahanan pangan di Banten adalah tantangan yang kompleks namun bukan tidak mungkin untuk diatasi. Dengan langkah kolaboratif antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta, ketahanan pangan di Banten dapat ditingkatkan. Upaya mengatasi masalah ini harus dilakukan secara berkelanjutan untuk memastikan bahwa semua lapisan masyarakat memiliki akses terhadap pangan yang cukup dan berkualitas.
Daftar Pustaka
1. BPS Provinsi Banten. (2023). Laporan Statistik Pertanian Banten.
2. Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian. (2022). Rencana Strategis Ketahanan Pangan 2022-2025.
3. Supriyadi, A. (2021). "Perubahan Iklim dan Dampaknya Terhadap Pertanian di Banten." Jurnal Ilmu Pertanian.
4. Rahayu, S. (2020). "Pengaruh Urbanisasi terhadap Ketahanan Pangan di Daerah Perkotaan." Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian.