Pergeseran Makna Kata di Era Modern

Pergeseran Makna Kata di Era Modern


Indoaktual, Yogyakarta, Bahasa merupakan sistem komunikasi yang dinamis yang akan terus berubah dan terus berkembang seiring dengan perubahan zaman. Salah satu fenomena terjadi di zaman sekarang dalam perkembangan bahasa adalah pergeseran makna kata, di mana arti suatu kata berubah dari waktu ke waktu. Di era modern ini, pergeseran makna kata menjadi semakin cepat dan signifikan, dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti teknologi, globalisasi, media sosial, dan perubahan budaya.


Salah satu penyebab utama pergeseran makna kata di era modern yaitu terjadinya kemajuan teknologi yang sangat pesat. Teknologi informasi dan komunikasi, khususnya internet dan media sosial, telah menciptakan lingkungan baru bagi bahasa untuk berkembang. Kata-kata yang sebelumnya memiliki arti spesifik kini mendapatkan makna baru yang lebih relevan dengan konteks digital. Misalnya, kata "share" yang bermakna berbagi dalam konteks fisik, seperti berbagi barang atau makanan, kini lebih identik dengan aktivitas membagikan informasi atau konten secara digital melalui platform-platform seperti media sosial. Dalam konteks ini, "share" mengacu pada tindakan membagikan artikel, foto, video, atau status kepada orang lain melalui internet. Proses transformasi ini menunjukkan bagaimana teknologi dapat memperluas dan mengubah arti kata-kata sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan zaman.


Generasi muda saat ini di dominasi generasi Z dan Alpha yang menjadi peran utama penyebab terjadinya pergeseran makna kata. Mereka dengan cepat mengembangkan dan mengadopsi makna baru, seringkali disebabkan oleh tren di media sosial atau platform online lainnya. Misalnya, istilah "lit", arti sebenarnya yaitu menyala atau tercerahkan, namun sekarang digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang mengagumkan atau luar biasa. Selain itu, istilah "savage", yang secara arti sebenarnya berarti buas atau liar, sekarang lebih sering digunakan untuk menggambarkan sikap atau tindakan yang berani dan tidak terduga.

Contoh lain dari pergeseran makna yang sering disebutkan dalam kehidupan sehari hari yaitu kata “santuy” yang berasal dari kata "santai". Awalnya, "santai" bermakna bebas dari rasa ketegangan atau dalam keadaan bebas dan senggang. Namun kini, kata "santuy" tidak hanya bermakna santai, tetapi juga menggambarkan sikap yang terlalu rileks hingga cenderung mengabaikan tanggung jawab atau tidak peduli dengan keadaan sekitar. Kata ini sering digunakan dalam konteks humor atau sindiran, untuk menggambarkan seseorang yang terlalu "membebaskan" diri dari beban kehidupan atau tugas-tugas yang harusnya diselesaikan.

Kata "bucin" yang merupakan akronim dari "budak cinta" juga mengalami pergeseran makna. Dulu kata "budak" bermakna hamba atau orang yang dijual belikan, namun dalam konteks "bucin", maknanya berubah menjadi seseorang yang sangat terobsesi dengan pasangannya hingga mengabaikan hal-hal lain dalam hidupnya. Pergeseran makna ini menggambarkan bagaimana bahasa dapat beradaptasi dengan realitas sosial yang ada, terutama dalam konteks hubungan percintaan di kalangan anak muda.


Selain itu, kata "Baper" yang merupakan akronim dari "bawa perasaan" juga mengalami pergeseran makna. Dari konteks membawa perasaan dalam arti harfiah, kini digunakan untuk menggambarkan seseorang yang terlalu sensitif atau mudah tersentuh secara emosional. Perubahan makna kata ini banyak ditemui di kalangan pengguna media sosial, yang sering menyebut seseorang sebagai "baper" jika mereka dianggap terlalu terbawa perasaan atau reaktif terhadap komentar atau kejadian tertentu.

Pergeseran makna kata memiliki efek yang beragam terhadap komunikasi dan pelestarian bahasa. Di satu sisi, pergeseran makna kata menunjukkan betapa fleksibel dan fleksibelnya bahasa untuk menyesuaikan diri dengan kebutuhan baru dalam komunikasi. Bahasa yang dapat berubah dan berkembang dapat mencerminkan perkembangan teknologi dan sosial.

Namun, di sisi lain pergeseran makna kata juga dapat menimbulkan kebingungan dan kesalahpahaman, terutama bagi generasi yang berbeda. Kata-kata yang memiliki makna ganda atau berubah dapat menyebabkan komunikasi menjadi ambigu, sehingga penting bagi pengguna bahasa untuk memahami konteks penggunaan kata tersebut. Selain itu, perubahan makna yang cepat dapat mengancam pelestarian bahasa tradisional, terutama jika kata-kata asli tergantikan oleh istilah-istilah baru yang lebih populer di kalangan masyarakat.


Untuk menjaga keseimbangan antara inovasi linguistik dan pelestarian bahasa, perlu adanya upaya dalam konteks pendidikan dan kebijakan bahasa. Pengajaran bahasa yang mencakup pemahaman tentang perubahan makna kata dapat membantu generasi muda untuk lebih adaptif sekaligus menghargai akar bahasa mereka. Selain itu, dokumentasi dan pelestarian bahasa daerah serta istilah-istilah tradisional juga penting untuk memastikan bahwa perubahan makna kata tidak menghapuskan kekayaan linguistik yang ada. Pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat perlu bekerja sama untuk menjaga kelestarian bahasa daerah serta mempromosikan penggunaan bahasa yang baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, pergeseran makna kata yang terjadi dapat menjadi bagian dari perkembangan bahasa yang positif, tanpa mengorbankan kekayaan budaya dan bahasa yang telah diwariskan oleh generasi sebelumnya.

 

Penulis: Erika Ramda Putri

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Previous Post Next Post

نموذج الاتصال