Perubahan Gaya Bahasa Dalam Kehidupan Anak Muda

Perubahan Gaya Bahasa Dalam Kehidupan Anak Muda


Indoaktual, Yogyakarta, Dalam Linguistik Sistemik Fungsional (LSF), bahasa dipahami sebagai bentuk semiotika sosial yang berfungsi dalam konteks situasi dan budaya tertentu. Bahasa digunakan baik secara lisan maupun tulisan, dan dalam perspektif ini, bahasa dilihat sebagai konstruksi yang terbentuk secara bersamaan melalui fungsi dan sistem. Bahasa memiliki tiga fungsi utama yaitu fungsi ideasional, interpersonal, dan tekstual, yang secara kolektif disebut fungsi metafungsional. Ketiga fungsi ini merepresentasikan realitas yang berbeda. Dalam fungsi ideasional, bahasa berperan untuk mengungkapkan realitas fisik dan biologis, serta berhubungan dengan interpretasi dan representasi pengalaman. Fungsi interpersonal berfokus pada realitas sosial, digunakan untuk menjalin interaksi antara penutur atau penulis dengan pendengar atau pembaca. Sementara itu, fungsi tekstual berkaitan dengan realitas semiotis atau simbolis, berfokus pada bagaimana teks diciptakan dalam konteks tertentu (Matthiessen, 1992/1995:6; Martin, 1992).


Bahasa selalu berubah seiring waktu. Bagi anak muda, bahasa bukan sekadar alat komunikasi, tetapi juga medium untuk mengekspresikan identitas, gaya hidup, dan kreativitas. Di era digital, perkembangan bahasa terjadi dengan cepat, dipengaruhi oleh teknologi, media sosial, dan budaya global. Artikel ini akan membahas bagaimana bahasa mengalami perubahan dalam kehidupan anak muda, faktor-faktor yang mendorong perubahan tersebut, serta dampaknya terhadap budaya dan komunikasi.


Bahasa Sebagai Refleksi Perubahan Sosial

Generasi muda adalah penggerak perubahan yang mampu dengan cepat menyesuaikan diri dengan tren, termasuk dalam penggunaan bahasa. Mereka menciptakan bentuk-bentuk bahasa baru, seperti slang, akronim, atau perpaduan antara bahasa lokal dan asing. Istilah seperti "vibes," "santuy," dan "mantul" menunjukkan cara komunikasi yang santai dan penuh gaya. Perubahan ini mencerminkan dinamika sosial yang terus berkembang di kalangan anak muda.


Selain itu, media sosial seperti TikTok, Instagram, dan Twitter menjadi tempat di mana bahasa baru lahir dan menyebar dengan cepat. Di platform ini, generasi muda tidak hanya mengikuti tren bahasa, tetapi juga menciptakan istilah baru yang sesuai dengan kehidupan mereka.


Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Bahasa

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perubahan Bahasa Lisan Pada era globalisasi ini, penggunaan bahasa gaul menjadi lebih umum di kalangan warga secara luas, dan jumlah kosakata baru yang timbul berdampak pada penurunan penggunaan bahasa Indonesia yang formal. perluasan penggunaan bahasa gaul didukung oleh media seperti televisi, radio, surat fakta, serta internet. banyak acara pada media tersebut menggunakan bahasa yang tak sinkron dengan tata cara bahasa Indonesia yang baku dan wajar. Terutama pada platform jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, WhatsApp, Instagram, serta sejenisnya, remaja acapkali kali mengunggah konten yang bisa dipandang serta ditiru sang remaja lainnya. Film-film berasal luar negeri pula bisa mensugesti perkembangan bahasa di warga Indonesia, terutama di kalangan remaja. Penggunaan bahasa asing tanpa memperhatikan penggunaan bahasa daerah bisa mengakibatkan kebingungan dalam penggunaan bahasa Indonesia dan bahasa asing. Teknologi dan media sosial memainkan peran besar dalam penyebaran istilah serta ungkapan baru, dengan platform seperti TikTok dan Twitter menjadi sumber utama munculnya kosakata yang cepat diadopsi secara luas. Selain itu, globalisasi budaya melalui film, musik, dan internet turut memengaruhi bahasa anak muda, di mana banyak istilah asing, khususnya dari bahasa Inggris, diintegrasikan ke dalam percakapan sehari-hari. Kebutuhan akan komunikasi yang cepat dan efisien juga mendorong penggunaan singkatan, akronim, serta emoji, seperti "LOL" atau "OTW," untuk menyampaikan pesan dengan lebih ringkas. Di sisi lain, bahasa juga berfungsi sebagai alat ekspresi identitas dan kreativitas, di mana anak muda menciptakan istilah baru yang hanya dimengerti oleh komunitas mereka, sehingga memperkuat rasa kebersamaan dan menciptakan identitas sosial yang unik.


Pengaruh Perubahan Bahasa 

Salah satu dampak positif dari perubahan bahasa gaul adalah meningkatnya kreativitas dalam berkomunikasi, karena bahasa yang digunakan menjadi lebih sederhana, mudah diucapkan, dan diingat. Bahasa gaul dapat dianggap sebagai inovasi linguistik baru, tetapi penggunaannya harus disesuaikan dengan istilah, situasi, dan lingkungan yang tepat untuk menjaga kejelasan komunikasi (Nurgiansah dan Sukmawati, 2020). Adapun sisi negatif dari meningkatnya penggunaan bahasa gaul adalah berkurangnya minat dalam menggunakan bahasa Indonesia yang formal dalam percakapan sehari-hari. Bahasa gaul dapat menghambat penggunaan bahasa Indonesia yang sesuai kaidah. Selain itu, bahasa gaul bisa membingungkan pendengar atau pembaca karena tidak semua orang memiliki pemahaman yang sama terhadap istilah tersebut. Terutama dalam komunikasi tertulis, bahasa gaul sering menimbulkan beragam interpretasi yang memerlukan pemahaman lebih mendalam. Dalam situasi formal, penggunaan bahasa gaul juga dapat mengganggu komunikasi yang seharusnya mengutamakan penggunaan bahasa Indonesia yang baku dan benar (Nurgiansah dan AL Muchtar, 2018).


Perubahan bahasa dalam kehidupan anak muda sangat mencerminkan dinamika sosial, teknologi, dan budaya yang terus berkembang. Bahasa tidak hanya berfungsi sebagai alat komunikasi, tetapi juga sebagai ekspresi identitas dan kreativitas, terutama di kalangan generasi muda yang beradaptasi dengan cepat terhadap tren baru. Pengaruh teknologi dan media sosial, serta globalisasi budaya, mempercepat munculnya istilah-istilah baru yang mendefinisikan cara berkomunikasi mereka. Meskipun perubahan ini membawa dampak positif, seperti peningkatan kreativitas dan kemudahan komunikasi, penggunaan bahasa gaul yang berlebihan dapat berdampak negatif pada kemampuan berbahasa formal, menurunkan kualitas komunikasi dalam konteks resmi, serta menyebabkan kebingungan di kalangan pendengar atau pembaca yang tidak familiar dengan istilah tersebut. Oleh karena itu, penting untuk menjaga keseimbangan antara bahasa gaul dan bahasa formal, agar bahasa tetap dapat berfungsi dengan baik dalam berbagai situasi, tanpa kehilangan makna dan tujuan komunikasinya.

 


Previous Post Next Post

نموذج الاتصال