Deep Learning Vs Ujian Nasional: Sebuah Analisis Kritis

Muttaqin Kholis Ali (Kanan) saat menyerahkan Buku Karya nya ke beberapa SMA/SMK di Sumatera Barat tahun 2021


Oleh : Muttaqin Kholis Ali

KABAR REGIONAL, Yogyakarta, Kebijakan pendidikan yang sedang diperdebatkan saat ini, yaitu penerapan deep learning bersamaan dengan ujian nasional, menimbulkan kebingungan dan kekhawatiran di kalangan pendidik dan siswa. Deep learning, menurut Michael Fullan, mengacu pada pembelajaran yang terhubung dengan isu-isu nyata di kehidupan sehari-hari. Dalam pendekatan ini, guru berfungsi sebagai fasilitator yang mendorong siswa untuk terlibat dalam diskusi, observasi, dan pemecahan masalah, yang seharusnya menciptakan pengalaman belajar yang lebih bermakna.

Meskipun konsep deep learning menjanjikan perkembangan kompetensi 6C, seperti komunikasi dan kolaborasi, kenyataannya ada ancaman besar terhadap implementasinya. Rencana untuk melanjutkan ujian nasional sebagai penentu kelulusan dan alat pemeringkat berisiko mengubah fokus pendidikan hanya pada persiapan ujian. Dalam konteks ini, sekolah-sekolah dapat cenderung kembali ke pola drilling soal-soal tes, yang jelas-jelas bertentangan dengan semangat pembelajaran yang lebih dalam dan aplikatif.

Jika ujian nasional terus dipertahankan dalam bentuk yang sama, siswa berpotensi hanya menjadi penghafal informasi tanpa memahami relevansinya. Pendidikan seharusnya tidak hanya tentang hasil ujian, melainkan tentang membekali siswa dengan keterampilan yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah di dunia nyata. Oleh karena itu, penting untuk mencari solusi yang seimbang antara kebutuhan evaluasi dan penciptaan pengalaman belajar yang bermakna.

Konversi karya ilmiah

Salah satu solusi yang diusulkan adalah reformasi ujian nasional dengan pendekatan yang lebih integratif. Misalnya, ujian bisa dirancang untuk menguji pemahaman praktis dan penerapan pengetahuan, bukan hanya hafalan. Dengan kolaborasi antara pendidik dan pembuat kebijakan, ujian nasional bisa berbentuk penilaian berbasis proyek, di mana siswa tidak hanya diuji keterampilan akademiknya, tetapi juga kemampuan mereka dalam mengidentifikasi dan memecahkan masalah berdasarkan pengalaman nyata.

Selain itu, pelatihan bagi guru perlu diperkuat untuk mendukung implementasi deep learning. Guru harus didampingi dalam memahami metodologi yang efektif untuk mengubah cara mereka mengajar, dari hanya penyampaian materi menjadi pendamping belajar yang mendorong eksplorasi. Program pengembangan profesional yang berkelanjutan harus menjadi prioritas agar guru merasa percaya diri dalam menerapkan pendekatan baru dalam pendidikan.

Sekolah juga perlu mendapatkan dukungan dari berbagai pemangku kepentingan, seperti pemerintah, orang tua, dan masyarakat, untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pembelajaran. Dalam konteks ini, membangun kemitraan dengan sektor industri dapat memberikan siswa kesempatan untuk belajar di luar kelas dan menerapkan pengetahuan mereka dalam situasi dunia nyata, sehingga pembelajaran lebih relevan dan penuh makna.

Terakhir, kita perlu terus mengevaluasi keberhasilan kebijakan yang diterapkan. Pengumpulan data yang sistematis tentang dampak deep learning dan ujian nasional harus dilakukan secara berkala untuk memastikan kedua pendekatan tersebut saling melengkapi dan tidak saling meniadakan. Dengan demikian, pendidikan dapat menjadi alat untuk menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas akademis tetapi juga mampu berkontribusi positif terhadap masyarakat.

Menghadapi tantangan ini, mari kita ciptakan pendidikan yang seimbang, di mana ujian nasional tidak hanya menjadi formalitas semata, tetapi juga bagian dari perjalanan pembelajaran yang berarti dan relevan. Dalam hal ini, kita semua memiliki peran penting untuk memastikan bahwa masa depan pendidikan di negara ini tidak hanya fokus pada angka dan peringkat, tetapi juga pada pengembangan karakter dan kemampuan siswa untuk menghadapi dunia yang terus berubah.

---

Muttaqin Kholis Ali

Guru Informatika SMA Negeri 1 Tambangan, Kabupaten Mandailing Natal, Provinsi Sumatera Utara

Penulis adalah penulis, pendidik, pegiat dan peneliti di Bidang Pendidikan, Literasi, Teknologi Informasi dan Digitalisasi.


Previous Post Next Post

نموذج الاتصال