Indoaktual.com, Desa Diwak, 21 Februari 2025 – Kegiatan Mot Banyu, yang melibatkan kerja bakti di irigasi persawahan, kembali diadakan setelah dua tahun vakum. Melalui partisipasi mahasiswa KKN UPGRIS (Universitas PGRI Semarang) Kelompok 55, kegiatan ini kembali berjalan dengan tujuan untuk memperbaiki dan merawat saluran irigasi yang sangat vital bagi keberlanjutan pertanian warga di desa tersebut. Mari kita simak lebih lanjut mengenai pentingnya kegiatan ini dan dampaknya bagi masyarakat.
Kegiatan Mot Banyu yang biasa dilakukan di Desa Diwak, oleh karena itu, merupakan salah satu bentuk kerja bakti rutin yang telah menjadi tradisi bagi masyarakat setempat. Program tahunan ini bertujuan untuk menjaga dan merawat saluran irigasi persawahan yang digunakan oleh petani di desa tersebut. Sebab, keberadaan saluran irigasi yang terjaga dengan baik sangat penting, terutama dalam mendukung keberlanjutan pertanian, terutama ketika menghadapi musim kemarau yang dapat mengurangi ketersediaan air.
Namun, sejak dua tahun terakhir, kegiatan Mot Banyu terhenti karena beberapa faktor yang mempengaruhi kondisi sosial dan ekonomi masyarakat ungkap salah satu toko masyarat ‘Pak Rohmat’. Kendati demikian, dengan adanya mahasiswa KKN dari UPGRIS yang di ketuai Sirajuddin Fawas, kegiatan ini akhirnya bisa dilaksanakan kembali. Keterlibatan para mahasiswa ini memberikan semangat baru dan menyatukan kembali warga dalam menjaga sumber daya alam yang mereka miliki.
Apa Itu Kegiatan Mot Banyu?
Kegiatan Mot Banyu, dalam konteks Desa Diwak, adalah kerja bakti massal yang dilaksanakan untuk merawat dan memperbaiki saluran irigasi yang mengairi sawah warga. Saluran irigasi ini memiliki peran penting untuk mengalirkan air dari sumber yang ada menuju lahan pertanian. Oleh karena itu, menjaga kelancaran aliran air menjadi hal yang krusial dalam mendukung produktivitas pertanian.
Setiap tahun, warga bersama-sama melakukan pembersihan saluran irigasi, mengatasi sampah atau kotoran yang menghalangi aliran air, serta melakukan perbaikan terhadap saluran yang rusak. Biasanya, kegiatan ini diadakan pada musim penghujan, ketika saluran air mengalir dengan deras, sehingga mudah untuk membersihkan kotoran dan memastikan air tetap bisa mengalir dengan lancar ke area persawahan.
Kegiatan Mot Banyu Setelah Dua Tahun Vakum
Kegiatan ini, sebagai contoh, seperti kerja bakti di irigasi persawahan warga sekitar Desa Diwak dan rutin dilaksanakan setiap tahunnya. Namun, dalam dua tahun terakhir, kegiatan ini tidak terlaksana. Dengan adanya mahasiswa KKN UPGRIS di Desa Diwak, akhirnya kegiatan Mot Banyu dapat dilaksanakan kembali, seperti yang disampaikan oleh Ketua Kelompok 55 KKN UPGRIS, Sirajuddin Fawas.
Pada tahun-tahun sebelumnya, kegiatan Mot Banyu sempat terhenti karena berbagai faktor, seperti kurangnya sumber daya manusia yang bisa diajak bekerja sama serta kesulitan dalam pendanaan untuk mendukung kegiatan tersebut. Dampaknya, kualitas saluran irigasi menurun, dan banyak saluran yang tersumbat akibat endapan lumpur dan sampah. Hal ini tentu menghambat distribusi air yang sangat dibutuhkan oleh para petani.
Namun, kehadiran mahasiswa KKN UPGRIS, yang terdiri dari berbagai disiplin ilmu, membawa solusi segar untuk melanjutkan kegiatan ini. Mahasiswa KKN Kelompok 55 bekerja sama dengan warga untuk mengorganisir dan merealisasikan program kerja bakti ini. Dengan semangat gotong royong dan kesadaran kolektif masyarakat, kegiatan Mot Banyu pun dapat dilaksanakan dengan lebih terstruktur.
Proses Kegiatan Kerja Bakti di Irigasi Persawahan
Kerja bakti di irigasi persawahan diawali dengan perencanaan yang matang. Mahasiswa KKN bersama dengan perangkat desa dan tokoh masyarakat melakukan pemetaan saluran irigasi yang memerlukan perawatan. Setiap warga desa turut serta dalam kegiatan ini, dengan membawa alat-alat seperti cangkul, sekop, serta perlengkapan pembersih lainnya.
Proses kerja bakti dimulai dengan membersihkan saluran irigasi dari sampah dan endapan lumpur yang menghalangi aliran air. Saluran yang rusak pun diperbaiki dengan gotong royong, agar air dapat mengalir dengan lancar kembali ke area persawahan. Dalam beberapa kasus, dilakukan pula pembenahan struktur saluran yang telah mengalami kerusakan cukup parah.
Langkah-langkah dalam kegiatan Mot Banyu
1. Pemetaan Lokasi Saluran Irigasi yang Perlu Diperbaiki
Mahasiswa KKN dan warga desa melakukan survei untuk mengidentifikasi saluran yang tersumbat atau rusak. Proses ini memastikan bahwa tidak ada bagian yang terlewatkan.
2. Pembersihan Saluran Irigasi
Pembersihan dimulai dengan mengangkat sampah-sampah yang menghalangi aliran air. Di beberapa titik, petani turut berpartisipasi dengan mengangkat batu-batu besar atau sampah yang terjebak dalam saluran.
3. Perbaikan Saluran
Setelah saluran dibersihkan, perbaikan dilakukan pada bagian saluran yang rusak atau bocor. Warga bersama mahasiswa KKN melakukan penutupan atau penggantian bagian saluran yang sudah tidak berfungsi dengan baik.
4. Pemeliharaan dan Pemantauan
Setelah kegiatan bakti selesai, penting untuk memastikan saluran tetap terjaga dengan baik. Pemantauan dilakukan secara berkala untuk mengidentifikasi permasalahan lebih dini.
Dampak Positif Kegiatan Mot Banyu bagi Warga Desa Diwak
Kegiatan Mot Banyu tidak hanya berfokus pada pembersihan saluran irigasi semata, tetapi juga memberikan berbagai dampak positif bagi masyarakat setempat. Salah satunya adalah meningkatkan kebersamaan dan semangat gotong royong antarwarga.
1. Peningkatan Hasil Pertanian
Dengan terjaganya saluran irigasi, ketersediaan air untuk pertanian lebih stabil. Hal ini tentu akan berdampak pada kualitas dan hasil pertanian yang lebih baik, meningkatkan kesejahteraan petani.
2. Penguatan Rasa Kebersamaan dan Gotong Royong
Kegiatan ini juga mempererat tali persaudaraan antarwarga desa. Kerja bakti bersama menunjukkan bahwa dengan kebersamaan, setiap masalah dapat diselesaikan dengan lebih mudah dan cepat.
3. Pemberdayaan Masyarakat Melalui Kegiatan KKN
Kehadiran mahasiswa KKN UPGRIS yang terlibat langsung dalam kegiatan ini memberikan pembelajaran dan keterampilan baru bagi masyarakat. Selain itu, kegiatan ini juga membuka kesempatan bagi mahasiswa untuk berkontribusi langsung dalam pembangunan desa.
4. Keberlanjutan Sumber Daya Alam
Pemeliharaan dan perbaikan saluran irigasi mendukung keberlanjutan pertanian dan menjaga ekosistem alam di sekitar desa. Air yang mengalir dengan lancar mendukung kehidupan tanaman dan menjaga keseimbangan lingkungan.
Kegiatan KKN sebagai Sarana Pemberdayaan Desa
Kegiatan KKN UPGRIS di Desa Diwak juga menjadi sarana yang sangat baik untuk pemberdayaan desa. Mahasiswa tidak hanya berperan dalam melaksanakan kegiatan rutin seperti Mot Banyu, tetapi juga membantu desa dalam merancang program-program pembangunan lainnya yang dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Kolaborasi antara mahasiswa dan warga desa memungkinkan pertukaran pengetahuan dan keterampilan yang saling menguntungkan. Mahasiswa dapat belajar langsung tentang kehidupan masyarakat desa, sementara warga dapat memperoleh ide-ide baru mengenai cara-cara meningkatkan kesejahteraan mereka.
Kesimpulan: Memperkuat Komitmen untuk Kegiatan Mot Banyu
Kegiatan Mot Banyu yang kembali dilaksanakan di Desa Diwak setelah dua tahun vakum, dengan demikian, menunjukkan betapa pentingnya menjaga tradisi gotong royong dalam kehidupan masyarakat desa. Melalui kerja bakti di irigasi persawahan, masyarakat tidak hanya menjaga keberlanjutan pertanian, melainkan juga memperkuat rasa kebersamaan yang telah lama tertanam dalam budaya mereka.
Selain itu, dengan adanya mahasiswa KKN UPGRIS Kelompok 55, semangat untuk melestarikan kegiatan ini semakin menguat. Oleh karena itu, diharapkan kegiatan seperti ini terus berlanjut dan menjadi contoh positif dalam pembangunan desa yang berbasis pada kearifan lokal dan kolaborasi antar berbagai pihak.