Menjelang Idul Fitri harga bawang merah mengalami kenaikan yang disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk peningkatan permintaan dari konsumen serta perubahan dalam kondisi pasokan. Analisis data menunjukkan bahwa harga bawang merah di wilayah Jawa Tengah dan Banten menunjukkan variasi yang mencolok. Berdasarkan Badan Pangan Nasional, harga bawang merah secara nasional berkisar antara Rp 36.500 hingga Rp 41.500. Di Jawa Tengah, rata-rata harga bawang merah tercatat sebesar Rp 47.752, yang mencerminkan kenaikan sebesar 15,07% di atas harga acuan nasional. Kenaikan harga bawang ini disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, permintaan yang tinggi menjelang Hari Raya Idul Fitri menyebabkan meningkatnya kebutuhan bawang, terutama untuk aktivitas memasak. Selain itu, gejolak pasokan juga berkontribusi pada kenaikan harga, di mana ketersediaan bawang sering kali berfluktuasi akibat kondisi cuaca yang tidak menentu dan masalah dalam pengiriman.

Variasi harga yang signifikan di berbagai daerah mencerminkan keadaan ekonomi lokal dan kestabilan pasokan, yang dapat berbeda dari satu wilayah ke wilayah lainnya. Padahal, Jawa Tengah merupakan daerah penghasil bawang merah, salah satunya di Brebes. Salah seorang ibu rumah tangga, Suprati, mengeluhkan harga bawang, “Saya habis mudik ke Brebes, harga bawang merah di sana lagi mahal banget, sampai Rp 50.000/kg.” Selanjutnya, rincian harga rata-rata bawang merah bervariasi di kabupaten dan kota di Jawa Tengah menunjukkan perbedaan yang signifikan. Misalnya, Kota Semarang memiliki harga sebesar Rp 35.000 dengan penurunan sebesar 15,66% dari HAP, sementara Kabupaten Purbalingga mencatatkan harga tertinggi sebesar Rp 61.000, meningkat 46,99% dibandingkan HAP. Kenaikan yang drastis ini menunjukkan bahwa permintaan di Purbalingga sangat tinggi, menghasilkan tekanan pada pasokan.

Sedangkan di Banten, variasi harga bawang merah juga terlihat menonjol. Di Kota Tangerang Selatan, harga bawang tercatat sebesar Rp 40.000, yang masih berada di bawah HAP dengan disparitas -3,61%. Sementara itu, Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak masing-masing mencatat harga Rp 47.500 dan Rp 48.000, dengan disparitas 14,46% dan 15,66%. Di Kabupaten Serang, harga bawang mencapai Rp 50.000, yang menunjukkan disparitas 20,48%. Namun, harga bawang di Kota Serang, Kota Tangerang, dan Kota Cilegon jauh lebih tinggi, masing-masing sebesar Rp 55.600, Rp 61.667, dan Rp 65.000, dengan disparitas yang mencapai 33,98%, 48,6%, dan 56,63%.

Secara keseluruhan, kenaikan harga bawang merah menjelang Idul Fitri mencerminkan tantangan pasokan akibat tingginya permintaan. Ini memberikan perhatian penting bagi petani, pedagang, dan pemerintah untuk mengantisipasi kemungkinan krisis pasokan. Upaya untuk meningkatkan produksi bawang merah serta menjaga stabilitas harga sangat penting guna menghadapi lonjakan permintaan dalam periode-periode penting seperti Idul Fitri. Kenaikan harga bawang merah ini perlu ditangani dengan pendekatan yang lebih strategis oleh pemerintah dan pengelola pasar agar distribusi barang dapat berjalan lebih lancar. Masyarakat, terutama ibu rumah tangga seperti Suprati, merasakan langsung dampaknya, di mana harga yang melambung tinggi menambah beban ekonomi dalam persiapan perayaan. Oleh karena itu, perlu upaya lebih dalam menjaga stabilitas harga dan memastikan ketersediaan pasokan sehingga konsumen dapat mendapatkan bawang merah dengan harga yang wajar dan terjangkau.

Dalam hal ini Pemerintah dan pengelola pasar perlu menangani kenaikan harga bawang merah dengan pendekatan yang lebih strategis, agar distribusi barang dapat berjalan lebih lancar. Masyarakat, terutama ibu rumah tangga seperti Suprati, merasakan langsung dampaknya, di mana harga yang melambung tinggi menambah beban ekonomi dalam persiapan perayaan. Oleh karena itu, penting untuk menjaga stabilitas harga dan memastikan ketersediaan pasokan, sehingga konsumen dapat mendapatkan bawang merah dengan harga yang wajar dan terjangkau.