INDOAKTUAL – Sejak zaman dahulu, manusia hidup dengan rutinitas yang penuh aktivitas fisik mulai dari berjalan, bekerja di alam terbuka, dan menggunakan tubuh untuk beraktivitas. Gerakan fisik menjadi bagian penting dari perkembangan manusia. Namun, dalam beberapa dekade terakhir, pola hidup ini berubah drastis.
Kehadiran teknologi membuat anak-anak lebih banyak menghabiskan waktu di depan layar, menggantikan aktivitas fisik yang seharusnya mereka lakukan setiap hari. Artikel ini membahas berbagai dampak screen time terhadap perkembangan anak dan bagaimana orang tua dapat membantu mengembalikan keseimbangan tersebut.
Anak Hidup dalam Layar
Di kota besar seperti Jakarta, pemandangan keluarga yang duduk bersama tetapi sibuk dengan gawai masing-masing semakin umum. Anak tumbuh dalam lingkungan yang lebih banyak berada di dalam ruangan, mengurangi interaksi fisik dan momen bermain bebas di luar rumah.
Pergantian ini berdampak besar terhadap perkembangan sosial mereka. Alih-alih belajar memahami ekspresi wajah, Bahasa tubuh, dan dinamika emosi lewat interaksi langsung, anak justru lebih sering berkomunikasi secara virtual. Akhirnya, mereka bisa merasa kurang terhubung secara emosional dengan lingkungan sekitar.
Dampak Fisik dari Terlalu Banyak Screen Time
Penggunaan perangkat digital dalam waktu lama memberi tekanan serius pada tubuh anak. Berkurangnya aktivitas fisik membuat perkembangan motorik anak terlambat. Banyak studi menunjukkan bahwa kurang bergerak dapat menghambat kemampuan dasar seperti melompat, berlari, menjaga keseimbangan, dan beraktivitas dalam durasi panjang tanpa kelelahan.
Stres, Cemas, dan Sulit Fokus
Tidak hanya tubuh yang terdampak kesehatan mental anak juga ikut terpengaruh. Tingginya waktu screen time dapat mendorong anak lebih mudah mengalami stres, mudah tersinggung, dan memiliki kesulitan mengatur emosi.
Jika digabungkan dengan kualitas tidur yang buruk, berkorelasi dengan tingginya risiko kecemasan, perilaku impulsif, hingga kesulitan menjalin relasi sosial. Pola hidup pasif yang terbentuk juga membuat anak semakin rentan terhadap masalah kesehatan mental lainnya.
Mudah Bosan karena Pengaruh Konten Serba Cepat
Tantangan lain yang semakin terlihat adalah menurunnya kemampuan fokus anak. Konten digital masa kini, dirancang untuk merangsang perhatian dalam waktu singkat. Anak menjadi terbiasa dengan perubahan cepat, sehingga aktivitas yang lebih stabil dan membutuhkan konsentrasi terasa membosankan.
Mengelola Screen Time dengan Bijak
Peran orang tua sangat penting dalam menciptakan budaya digital yang sehat di rumah. Banyak negara mulai membatasi akses gadget untuk anak kecil. Sayangnya, di Indonesia, justru tidak sedikit balita yang sudah memiliki perangkat sendiri.
Langkah utama yang bisa orang tua lakukan adalah dengan mendorong anak untuk aktif di luar rumah. Lakukan kegiatan seperti bersepeda, berenang, atau sekadar berlari di luar ruangani. Aktivitas-aktivitas ini mendukung regulasi emosi, kesehatan fisik, serta perkembangan sosial yang lebih baik.
Pentingnya Lingkungan yang Mendukung
Gerak tidak harus mahal. Aktivitas sederhana seperti jalan sore, bermain bola, atau berpetualang kecil di sekitar rumah sudah memberi manfaat besar. Studi menunjukkan bahwa bermain di luar ruangan secara teratur mendukung daya tahan tubuh, memperbaiki fokus, dan meningkatkan kesejahteraan psikologis anak.
Menemukan Sekolah yang Mendukung Keseimbangan Digital
Karena sebagian besar waktu anak dihabiskan di sekolah, lingkungan pendidikan memegang peranan penting dalam membentuk kebiasaan sehat. Sekolah yang mengutamakan kegiatan fisik, outdoor learning, serta mengontrol penggunaan perangkat digital dapat membantu anak menemukan keseimbangan antara dunia layar dan dunia nyata.
Program pembelajaran yang memasukkan aktivitas gerak terbukti meningkatkan fokus, perilaku di kelas, dan kebahagiaan siswa secara keseluruhan.
Pendekatan Deutsche Schule Jakarta dalam Mendukung Aktivitas Fisik
Deutsche Schule Jakarta (DSJ) menempatkan aktivitas fisik sebagai bagian inti dari pengalaman belajar. Sejak usia dini, siswa diajak mengeksplorasi lingkungan melalui permainan, olahraga, dan kegiatan luar ruangan.
Dengan lingkungan kampus seluas 4,2 hektare yang hijau dan lapang, DSJ menyediakan fasilitas seperti lapangan olahraga, area bermain, gym, dan dua kolam renang. Program-program ini memastikan anak tumbuh dalam keseimbangan antara teknologi, aktivitas fisik, dan interaksi sosial.
Kesimpulan
Screen time yang tidak terkontrol dapat menghambat aspek fisik, emosional, dan sosial anak. Namun dengan bimbingan orang tua, sekolah yang mendukung, dan akses terhadap aktivitas fisik yang konsisten, anak dapat tumbuh dengan ritme hidup yang lebih sehat.
Deutsche Schule Jakarta menjadi salah satu institusi yang konsisten menjaga keseimbangan tersebut. Melalui pendekatan holistik yang menggabungkan aktivitas fisik, pembelajaran aktif, dan nilai hidup sehat, DSJ membantu anak berkembang optimal baik di dunia digital maupun nyata.






