Pengertian Muru’ah: Dari Segi Bahasa Hingga Istilah dalam Agama

Jasa Penerbitan Buku dan ISBN

Muru’ah adalah konsep penting dalam kehidupan seorang muslim, terutama dalam menjaga kehormatan diri dan perilaku yang sesuai dengan ajaran agama. Kata ini sering muncul dalam berbagai diskusi tentang akhlak, etika, dan nilai-nilai spiritual dalam Islam. Namun, apakah Anda benar-benar memahami arti muru’ah? Bagaimana pengertiannya dari segi bahasa dan istilah dalam agama? Artikel ini akan membahas secara lengkap mengenai pengertian muru’ah, baik dari segi bahasa maupun istilah dalam agama, serta bagaimana penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Secara umum, muru’ah merujuk pada rasa malu, harga diri, atau kehormatan yang dimiliki seseorang. Dalam konteks agama, muru’ah tidak hanya berkaitan dengan kehormatan diri sendiri, tetapi juga melibatkan tanggung jawab untuk menjaga kehormatan orang lain dan menjauhi perbuatan buruk yang dapat merusak reputasi dan martabat. Konsep ini sangat penting dalam membangun kepribadian yang kuat dan bermoral, terutama bagi umat Islam yang ingin hidup sesuai dengan prinsip-prinsip agama.

Selain itu, muru’ah juga memiliki makna yang lebih dalam dalam konteks keagamaan. Dalam ajaran Islam, muru’ah merupakan salah satu ciri khas dari seorang mukmin yang taat dan berakhlak tinggi. Ia melibatkan kesadaran bahwa setiap tindakan seseorang harus dijaga agar tidak merugikan diri sendiri maupun orang lain. Hal ini mencerminkan sikap rendah hati, takut kepada Allah, dan menjaga kehormatan sebagai bentuk pengabdian kepada-Nya.

Artikel ini akan membahas secara detail pengertian muru’ah dari segi bahasa, istilah dalam agama, contoh penerapan, serta manfaatnya bagi kehidupan seorang muslim. Selain itu, kita juga akan melihat hubungan antara muru’ah dengan konsep-konsep lain seperti izzah dan iffah, yang sering dikaitkan dalam diskusi tentang akhlak dan etika dalam Islam.

Pengertian Muru’ah dari Segi Bahasa

Dalam bahasa Indonesia, kata “muru’ah” berasal dari bahasa Arab, yaitu “muru’ah” (مروة). Secara etimologis, kata ini berasal dari akar kata “r-‘-w” (ر-ع-و) yang memiliki makna “kebajikan”, “kemuliaan”, atau “kehormatan”. Dalam konteks kehidupan sehari-hari, muru’ah sering digunakan untuk menggambarkan sikap seseorang yang menjaga kehormatan diri, baik dalam perilaku maupun perkataan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), muru’ah didefinisikan sebagai “kehormatan diri; harga diri; nama baik”. Ini menunjukkan bahwa muru’ah tidak hanya berkaitan dengan penampilan fisik atau status sosial, tetapi juga dengan cara seseorang bertindak, berbicara, dan memperlakukan orang lain. Orang yang memiliki muru’ah biasanya tidak mudah terpengaruh oleh nafsu, tidak mudah mengejek atau menyakiti orang lain, dan selalu menjaga keteraturan dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam beberapa referensi, muru’ah juga dikaitkan dengan konsep “izzah” (كَرَامَة) yang berarti kemuliaan diri, dan “iffah” (حِفظُ الْفَرْجِ) yang berarti menjaga kemaluan atau kehormatan. Kedua konsep ini sering disebut bersama-sama dengan muru’ah karena saling berkaitan dalam menjaga kehormatan dan akhlak seorang muslim.

Pengertian Muru’ah dari Segi Istilah dalam Agama

Dalam konteks agama, terutama dalam ajaran Islam, muru’ah memiliki makna yang lebih dalam dan kompleks. Muru’ah bukan hanya sekadar menjaga harga diri, tetapi juga merupakan bagian dari akhlak islami yang mengandung nilai-nilai moral dan spiritual. Menurut pandangan para ulama, muru’ah adalah sikap seseorang yang merasa malu terhadap Allah dan menjaga kehormatan diri dari perbuatan yang tidak sesuai dengan syariat.

Salah satu ayat Al-Qur’an yang menyebutkan pentingnya muru’ah adalah dalam Surah Al-Ahzab ayat 35:

“Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang beriman, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang berinfaq, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang menjaga kemaluannya, dan laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, untuk mereka Allah telah menyiapkan ampunan dan pahala yang besar.”

Ayat ini menunjukkan bahwa muru’ah juga berkaitan dengan menjaga kemaluan, yang merupakan bagian dari menjaga kehormatan diri dan menjauhi perbuatan haram seperti zina. Dengan demikian, muru’ah dalam konteks agama tidak hanya berupa sikap sopan atau berbudi pekerti, tetapi juga melibatkan kesadaran untuk menjaga diri dari hal-hal yang dilarang oleh agama.

Selain itu, hadits Nabi Muhammad SAW juga menjelaskan pentingnya muru’ah. Dalam sebuah hadits, beliau bersabda:

“Barangsiapa yang berusaha menjaga kehormatannya maka Allah akan menjaga kehormatannya, dan barangsiapa yang merasa cukup maka Allah akan memberinya kecukupan.”

Hadits ini menunjukkan bahwa muru’ah tidak hanya menjadi kewajiban, tetapi juga anjuran dari Allah SWT. Dengan menjaga kehormatan diri, seseorang akan mendapatkan perlindungan dari Allah dan keberkahan dalam kehidupan.

Jenis-Jenis Muru’ah dalam Kehidupan Sehari-Hari

Dalam praktik kehidupan sehari-hari, muru’ah bisa dibagi menjadi beberapa jenis, tergantung pada fokusnya. Berikut ini adalah beberapa jenis muru’ah yang sering ditemukan dalam kehidupan seorang muslim:

  1. Muru’ah pada Diri Sendiri

    Muru’ah pada diri sendiri merujuk pada upaya seseorang untuk menjaga kehormatan dan kebersihan jiwa. Contohnya adalah menjaga perkataan agar tidak mengejek atau menyakiti orang lain, menjauhi perbuatan tercela seperti zina atau minum alkohol, serta menjaga pakaian sesuai syariat Islam.

  2. Muru’ah kepada Sesama Makhluk

    Muru’ah juga harus dilakukan kepada sesama manusia, termasuk keluarga, teman, dan masyarakat. Ini melibatkan sikap hormat, sopan, dan tidak merendahkan orang lain. Misalnya, tidak menyakiti perasaan orang lain, tidak menyebarkan fitnah, dan menjaga kehormatan orang lain.

  3. Muru’ah kepada Allah

    Muru’ah kepada Allah adalah rasa malu terhadap-Nya dan kesadaran bahwa setiap tindakan seseorang akan dipertanggungjawabkan. Contohnya adalah menjaga shalat, berpuasa, dan menjauhi perbuatan dosa yang dapat merusak hubungan dengan Allah.

Contoh Penerapan Muru’ah dalam Kehidupan

Berikut ini beberapa contoh nyata bagaimana muru’ah bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari:

  • Menjaga Perkataan: Tidak menggunakan kata-kata kasar atau mengejek orang lain.
  • Menggunakan Pakaian yang Sesuai Syariat: Memakai pakaian yang menutup aurat dan tidak menarik perhatian negatif.
  • Menjauhi Perbuatan Terlarang: Seperti zina, maksiat, atau memakan harta yang haram.
  • Menggunakan Harta untuk Kebaikan: Membantu sesama, berinfak, dan tidak menyia-nyiakan harta yang diberikan Allah.
  • Menjaga Kebersihan Jiwa dan Raga: Membersihkan diri dari nafsu syahwat dan menjaga kehormatan diri.

Manfaat Muru’ah bagi Umat Islam

Muru’ah memiliki banyak manfaat bagi kehidupan seorang muslim, baik secara pribadi maupun sosial. Beberapa manfaat utamanya adalah:

  • Meningkatkan Akhlak dan Etika: Muru’ah membantu seseorang menjadi lebih sopan, ramah, dan berbudi pekerti tinggi.
  • Mencegah Perbuatan Buruk: Dengan merasa malu terhadap Allah dan orang lain, seseorang cenderung menghindari perbuatan tercela.
  • Meningkatkan Kepribadian: Muru’ah membentuk kepribadian yang kuat, percaya diri, dan memiliki harga diri yang tinggi.
  • Membangun Hubungan yang Baik: Dengan menjaga kehormatan diri dan orang lain, seseorang dapat membangun hubungan yang harmonis dan saling menghargai.

Hubungan Muru’ah dengan Konsep Lain dalam Islam

Dalam ajaran Islam, muru’ah sering dikaitkan dengan dua konsep lain, yaitu izzah dan iffah. Berikut penjelasannya:

  1. Izzah (Kemuliaan Diri)

    Izzah merujuk pada kemuliaan dan kehormatan yang dimiliki seseorang. Ia melibatkan kesadaran bahwa setiap individu memiliki nilai dan martabat yang tinggi. Izzah juga berkaitan dengan kepercayaan diri dan keberanian dalam menjalani kehidupan sesuai dengan prinsip agama.

  2. Iffah (Menjaga Kemaluan)

    Iffah adalah istilah yang merujuk pada upaya menjaga kemaluan dari perbuatan haram, seperti zina atau perzinaan. Iffah merupakan bagian dari muru’ah dan menjadi salah satu ciri khas dari seorang mukmin yang taat.

Ketiga konsep ini saling berkaitan dan saling melengkapi dalam membentuk kepribadian yang sempurna dalam Islam.

Kesimpulan

Muru’ah adalah konsep penting dalam kehidupan seorang muslim, baik dari segi bahasa maupun istilah dalam agama. Dalam bahasa, muru’ah merujuk pada kehormatan diri, harga diri, dan nama baik. Sedangkan dalam agama, muru’ah merupakan bagian dari akhlak islami yang mengandung nilai-nilai moral dan spiritual. Muru’ah tidak hanya berkaitan dengan menjaga kehormatan diri sendiri, tetapi juga menjaga kehormatan orang lain dan menjauhi perbuatan tercela.

Dengan memahami dan menerapkan muru’ah dalam kehidupan sehari-hari, seorang muslim dapat meningkatkan akhlak, menjaga kehormatan, dan memperkuat hubungan dengan Allah dan sesama makhluk. Oleh karena itu, muru’ah adalah salah satu nilai yang sangat penting dalam membangun kehidupan yang bermakna dan berkah.