Apakah kamu pernah alami ungkapan seperti “pastikan untuk mengonsumsi sayur dan buah setiap hari”? Sebenarnya, inti dari saran tersebut terletak pada kandungan serat pangan. Meskipun saran itu sering diabaikan, serat memainkan peranan penting dalam menjaga kesehatan sistem pencernaan dan mengurangi risiko berbagai penyakit kronis.

Apa itu serat pangan?

Jasa Penerbitan Buku dan ISBN

Bayangkan serat sebagai “teman baik” yang menemani makanan melewati usus kita. Ia tidak dipecah enzim, tapi justru membantu melancarkan perjalanan pencernaan. Serat pangan merupakan komponen yang berasal dari tumbuhan yang tidak bisa dicerna oleh enzim pencernaan kita. Serat terbagi menjadi dua kategori yaitu serat larut dan tidak larut. Serat larut, contohnya ditemui pada gandum dan apel, berkontribusi dalam menurunkan kadar kolesterol serta gula darah. Sedangkan serat tidak larut, yang dapat ditemui di gandum bulir utuh dan sayuran hijau, membantu memperlancar proses pembuangan air besar (Winarno, 2004; Fellows, 2022).

Manfaat serat bagi tubuh

Serat berfungsi seperti “penghisap kotoran alami” di dalam saluran usus, serat memfasilitasi proses pembersihan sisa makanan yang tidak terpakai. Selain itu, asupan serat yang memadai berhubungan dengan pengurangan risiko terjadinya obesitas, diabetes tipe 2, serta penyakit jantung (Anderson et al., 2009). Bahkan, konsumsi serat juga memberi sensasi kenyang yang lebih lama, sehingga dapat membantu mengatur nafsu makan. Jadi kalau ingin menjaga berat badan, coba perbanyak serat daripada ngemil berlebihan

Serat dan mikrobiota usus

Penelitian terbaru mengungkap bahwa serat berfungsi sebagai “makanan” bagi bakteri baik yang berada dalam usus, dikenal sebagai mikrobiota usus. Saat bakteri ini mencerna serat, mereka melepaskan asam lemak rantai pendek yang bermanfaat terhadap kesehatan usus serta sistem kekebalan tubuh (Slavin, 2013). Bisa dibilang, tanpa serat, “tentara baik” di perut kita kelaparan.

Bagaimana dengan kehidupan sehari-hari?

Sayangnya, asupan serat di kalangan masyarakat Indonesia masih jauh dari standar yang direkomendasikan, yaitu sekitar 25–30 gram per hari (Kemenkes RI, 2020). Tidak heran, masalah sembelit, obesitas, hingga diabetes terus meningkat. Tapi tapi tapi, untuk memenuhi kebutuhan tersebut sebenarnya cukup sederhana dengan cara tambahkan satu porsi buah segar saat sarapan, pilih nasi merah atau roti dari gandum utuh, dan tambah jumlah sayuran pada piring makan siang atau malam. Jadi temen-temen semua, jangan lagi malas untuk mengonsumsi sayur dan buah ya karena serat adalah investasi untuk kesehatan kita di masa depan.

Penulis: Alisha Khadani Fahmi, Teknologi Pangan 2024, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa