Film perang terbaru telah menjadi salah satu genre film yang paling diminati oleh para penonton di seluruh dunia. Dari kisah-kisah epik perang dunia hingga konflik modern, setiap film menawarkan pengalaman unik dan menggugah emosi. Di tengah perkembangan teknologi dan pendekatan kreatif para sutradara, film-film perang terbaru kini lebih dinamis dan beragam dari segi sudut pandang serta tema. Banyak dari mereka juga menyentuh sisi-sisi manusiawi dari perang, bukan hanya sekadar aksi dan kekerasan.
Penggemar film perang pasti ingin tahu apa saja judul-judul terbaru yang layak ditonton. Film-film ini tidak hanya menawarkan adegan laga yang seru, tetapi juga menyampaikan pesan-pesan penting tentang keberanian, persahabatan, dan keadilan. Dengan berbagai alur cerita yang bervariasi, mulai dari drama sejarah hingga thriller militer, film-film perang terbaru mampu memenuhi selera penonton yang berbeda-beda.
Daftar film perang terbaru tahun ini mencakup berbagai jenis, mulai dari yang berlatar masa lalu hingga masa depan. Setiap film memiliki ciri khasnya sendiri, baik dari segi narasi, karakter, maupun gaya penyampaian. Jika Anda mencari film yang bisa menghibur sekaligus memberikan wawasan baru tentang perang, maka daftar ini akan sangat cocok untuk Anda. Mari kita simak ulasan lengkapnya.
1. Civil War (2024) – Dystopia Perang Saudara Futuristik di Amerika
Sinopsis:
Civil War adalah film perang dystopia garapan Alex Garland yang membawa imajinasi kita ke Amerika Serikat di masa depan yang dilanda perang saudara. Kisahnya mengikuti sekelompok jurnalis perang yang melakukan perjalanan berbahaya dari New York ke Washington D.C. untuk mewawancarai sang presiden. Sementara pasukan pemberontak semakin mendekat ke ibu kota.
Review Kritikus:
Film ini mendapat sambutan sangat positif dari kritikus. Rotten Tomatoes mencatat 81% ulasan kritikus positif dengan rating rata-rata 7.6/10. Konsensus kritikus menyebut Civil War sebagai tontonan yang “keras dan mengguncang, namun menggigit”, menyoroti ketidakpastian hidup di negara krisis dengan cara yang intens. Skor Metacritic-nya 75/100 yang menandakan ulasan “umumnya bagus”.
Rating Penonton:
Di sisi lain, penonton juga cukup terkesan meski tidak seantusias kritikus – skor audiens Rotten Tomatoes sekitar 69%. Rating IMDb berada di kisaran 7,2/10, menunjukkan mayoritas penonton menikmati aksi menegangkan dan pesan film ini.
Keunggulan:
Film ini sukses mengangkat tema sensitif perang saudara dengan gaya yang realistis dan menegangkan. Meskipun demikian, beberapa penonton merasa temponya yang kelam membuat film ini cukup berat secara emosional.
2. Land of Bad (2024) – Misi Militer Gagal di Filipina yang Penuh Aksi
Sinopsis:
Land of Bad adalah film perang aksi-thriller modern. Bintang dalam film ini adalah Liam Hemsworth dan Russell Crowe. Ceritanya berfokus pada misi operasi militer di hutan Filipina yang berujung bencana. Hemsworth berperan sebagai operator drone AU yang memberikan dukungan udara bagi tim pasukan elite Delta Force dalam misi penyelamatan sandera CIA.
Review Kritikus:
Dari segi ulasan, film ini mendapat respon yang cukup hangat. Rotten Tomatoes memberi skor 67% untuk Land of Bad. Dengan konsensus kritikus bahwa film ini menampilkan adegan laga seru dan jajaran aktor kuat, namun masih terjebak formula genre yang klise. Nilai rata-rata kritik di RT sekitar 6,1/10, menunjukkan kualitas yang lumayan.
Rating Penonton:
Di pihak penonton, rating IMDb sekitar 5,5–6/10, yang menandakan respon penonton terpecah. Fans aksi militer menikmati adu tembak dan tensi tinggi film ini, sementara sebagian penonton lain merasa ceritanya generik.
Keunggulan:
Film ini menyajikan ketegangan ala Black Hawk Down dengan sentuhan teknologi drone masa kini. Bagi pencinta aksi militer modern, Land of Bad layak ditonton.
3. The Ministry of Ungentlemanly Warfare (2024) – Aksi Perang Dunia II Gaya Guy Ritchie
Sinopsis:
Sutradara Guy Ritchie menyuguhkan film perang bertema perang rahasia lewat The Ministry of Ungentlemanly Warfare. Film ini berdasarkan kisah nyata pada era Perang Dunia II yang menceritakan pembentukan unit komando rahasia Inggris. Unit ini melakukan operasi “tidak kesatria” (ungentlemanly) melawan Nazi.
Review Kritikus:
Ulasan kritikus terhadap The Ministry of Ungentlemanly Warfare cenderung campuran namun cenderung positif. Rotten Tomatoes mencatat skor 68% (hampir segar) dengan rata-rata rating 6,1/10. Konsensus menyebut film ini mengemas kisah nyata penuh keberanian menjadi aksi blockbuster yang seru, penuh spectacle meski tidak terlalu tegang.
Rating Penonton:
Respon penonton jauh lebih antusias: CinemaScore film ini adalah “A–” (hampir sempurna) dan survei PostTrak memberi 88% skor positif. Artinya, penonton bioskop sangat terhibur dengan aksi dan humor film ini.
Keunggulan:
Film ini sukses sebagai hiburan laga: kritikus mungkin memberikan catatan, tetapi penonton umum bersorak puas. Dengan dialog cepat nan jenaka dan aksi laga bergaya, The Ministry of Ungentlemanly Warfare adalah pilihan yang tepat bagi penggemar aksi dan drama.
4. One Life (2024) – Drama Perang Menyentuh tentang Penyelamatan Anak di Era Nazi
Sinopsis:
One Life menampilkan kisah nyata Nicholas Winton. Cerita pahlawan yang berjasa menyelamatkan ratusan anak Yahudi dari Holocaust menjelang Perang Dunia II. Sir Anthony Hopkins memerankan Nicholas Winton di usia tua. Menemaninya, Johnny Flynn yang memerankannya saat muda.
Review Kritikus:
Para kritikus sangat memuji One Life. Film ini meraih status Certified Fresh dengan skor 90% di Rotten Tomatoes. Konsensusnya menyebut bahwa berkat akting brilian para pemain, One Life sukses memberikan tribut yang menghangatkan hati pada upaya kemanusiaan yang luar biasa.
Rating Penonton:
IMDb rating sekitar 7,5/10 menunjukkan banyak yang tergerak hatinya oleh film ini. Banyak yang meneteskan air mata haru melihat perjuangan Winton menyelamatkan 669 anak dari kejaran Nazi.
Keunggulan:
Film ini adalah film perang berbalut drama kemanusiaan yang menyentuh dan inspiratif. Wajib ditonton untuk memahami sisi lain heroisme di masa perang.
5. Escape from Germany (2024) – Kisah Nyata Pelarian 79 Misionaris di Awal Perang Dunia II
Sinopsis:
Escape from Germany menawarkan kisah perang dunia II dari sudut pandang tak terduga. Sekelompok misionaris muda yang terjebak di Jerman Nazi pada tahun 1939. Berdasarkan peristiwa nyata, film ini menceritakan 79 misionaris Amerika (mayoritas Mormon) yang harus melarikan diri dari Jerman tepat saat pecahnya Perang Dunia II.
Review Kritikus:
Meski bukan blockbuster besar, film ini mendapat perhatian khusus di komunitas tertentu dan tanggapan penonton yang sangat positif. Skor audiens di Rotten Tomatoes mencapai 93% – tanda bahwa para penonton (terutama dari komunitas religious/historis terkait) sangat mengapresiasi film ini.
Rating Penonton:
IMDb ratingnya sekitar 5,4/10 – cukup rendah, mungkin karena penonton umum kurang terhubung dengan gaya penyampaian film yang bernuansa religius.
Keunggulan:
Jika Anda mencari film berlatar perang yang aman ditonton keluarga dan sarat pesan iman, Escape from Germany bisa jadi pilihan menarik.
6. Murder Company (2024) – Aksi Perang Dunia II “Misi Bunuh Diri” di Balik D-Day
Sinopsis:
Murder Company menghadirkan lagi aroma Perang Dunia II, namun dengan pendekatan bak film komando rahasia. Berlatar invasi D-Day 1944, film ini berkisah tentang sekelompok prajurit Amerika yang mendapat misi rahasia. Yaitu menyusup jauh ke belakang garis Nazi untuk mengantarkan seorang anggota perlawanan Prancis. Tujuan untuk menghabisi target tinggi Nazi menjelang puncak invasi.
Review Kritikus:
Rating IMDb-nya sangat rendah, sekitar 3,6/10. Ini menandakan mayoritas penonton kecewa dengan film ini. Ulasan Negatif menyebut Murder Company “menyia-nyiakan potensi ceritanya”, dengan kritik pada karakter yang datar dan produksi yang terasa murah.
Rating Penonton:
Rotten Tomatoes mencatat skor kritikus sekitar 30–40% (data terbatas), menunjukkan lebih banyak ulasan negatif. Skor audiens RT jauh lebih rendah di kisaran 28%.
Keunggulan:
Film ini tidak berhasil mengesankan. Kelebihannya mungkin ada di beberapa laga tembak-menembak dan fakta menarik dari sejarah. Tapi kekurangannya cukup banyak.
7. Hounds of War (2024) – Dendam Mematikan Sang Tentara Bayaran
Sinopsis:
Beralih ke setting modern, Hounds of War adalah film perang/aksi tentang tim tentara bayaran elit yang beroperasi di Timur Tengah. Sederet bintang dalam film ini adalah Frank Grillo dan Robert Patrick. Cerita berawal ketika sebuah misi mereka gagal total dan hanya satu anggota tim yang selamat. Grillo berperan sebagai prajurit tangguh yang kehilangan rekan-rekannya. Ia kemudian bersumpah membalas dendam atas kematian “saudara-saudaranya”.
Review Kritikus:
Film ini justru mendapat cap membosankan dari sejumlah kritikus. Seorang kritikus di Jakarta Globe bahkan menyebut film ini “total snoozefest”. Merasa tertipu oleh judulnya yang seolah menjanjikan aksi nonstop padahal eksekusinya datar.
Rating Penonton:
IMDb mencatat rating sekitar 4,5/10, pertanda penerimaan penonton pun lemah. Meski begitu, ada juga penggemar action kelas B yang masih menikmati film ini berkat aksi khas Florentine.
Keunggulan:
Kecuali Anda penggemar berat Frank Grillo atau ingin melihat semua film bertema militer, Hounds of War mungkin bukan prioritas utama dalam daftar tontonan Anda.
8. Blitz (2024) – Drama Perang Steve McQueen tentang Kehidupan di Tengah Bom London
Sinopsis:
Sutradara pemenang Oscar Steve McQueen (12 Years a Slave) kembali dengan Blitz. Sebuah film perang yang lebih berfokus pada drama kemanusiaan ketimbang aksi militer. Blitz mengajak kita ke London pada masa Perang Dunia II, tepatnya saat pemboman besar-besaran Jerman (Blitz) tahun 1940. Uniknya, alih-alih hanya menyorot prajurit atau pertempuran, film ini bercerita melalui sudut pandang warga sipil.
Review Kritikus:
Blitz mendapat apresiasi tinggi dari kritikus. Rotten Tomatoes memberikan skor sekitar 81% dengan pujian pada pendekatan film ini yang menghadirkan kisah bertahan hidup penuh hati. Critics consensus memuji penampilan Saoirse Ronan dan Elliott Heffernan yang disebut memberikan “denyut jantung” pada potret masyarakat Inggris di masa perang.
Rating Penonton:
IMDb rating saat ini sekitar 7/10, menandakan apresiasi yang solid. Bagi penggemar film perang yang lebih “berpikir” dan dramatis, Blitz adalah sajian wajib.
Keunggulan:
Film ini membuktikan bahwa perang tidak hanya tentang peluru dan tank, tetapi juga tentang manusia dan hati nurani.
9. The Six Triple Eight (2024) – Kisah Batalyon Wanita Kulit Hitam dalam Misi Pos Perang Dunia II
Sinopsis:
The Six Triple Eight menjadi sorotan sebagai film perang terbaru karya Tyler Perry. Film ini mengangkat kisah nyata batalyon perempuan Afrika-Amerika satu-satunya yang bertugas di luar negeri pada Perang Dunia II. Terkenal dengan julukan “6888” (Six Triple Eight), batalyon ini terdiri dari 855 wanita kulit hitam dari Korps Wanita Angkatan Darat (WAC). Mereka mendapat tugas ke Eropa pada 1945 untuk menangani tumpukan surat pos yang menunda bagi tentara Sekutu.
Review Kritikus:
Film ini mendapat respon beragam. Para kritikus memberikan ulasan campuran – Rotten Tomatoes mencatat 56% ulasan positif saja. Dengan konsensus bahwa meskipun ceritanya penting dan Kerry Washington tampil kuat, film ini terlalu berbumbu melodrama manis sehingga pesan heroiknya kurang menggigit.
Rating Penonton:
The Six Triple Eight sangat mendapat apresiasi di kalangan penonton kulit hitam dan komunitas sejarah. Film ini menyabet Penghargaan NAACP Image untuk Outstanding Motion Picture dan beberapa penghargaan ensemble lainnya.
Keunggulan:
Film ini mengangkat sejarah penting dengan cara yang mungkin agak konvensional dan sentimental. Tetapi tetap layak Anda tonton terutama untuk memperluas wawasan tentang kontribusi perempuan Afrika-Amerika dalam perang.
10. Dirty Angels (2024) – Tim Pasukan Wanita dalam Misi Penyelamatan di Afghanistan
Sinopsis:
Dirty Angels adalah thriller perang modern yang disutradarai oleh Martin Campbell. Mengambil latar Afghanistan tahun 2021, tepat saat penarikan mundur pasukan AS, film ini bercerita tentang tim pasukan komando wanita yang menyamar sebagai petugas medis. Tim ini menjalankan misi penyelamatan berani. Pembentukan tim khusus beranggotakan wanita tangguh ini secara diam-diam, ketika para teroris Taliban menculik sekelompok siswi, termasuk putri Duta Besar AS, dan meminta tebusan.
Review Kritikus:
Sayangnya, Dirty Angels gagal memenuhi ekspektasi. Baik kritikus maupun penonton melayangkan banyak kritik pedas. Rotten Tomatoes memberikan skor hanya sekitar 30% untuk film ini, dan bahkan skor audiens RT lebih rendah (~28%), pertanda kekecewaan di kedua kubu.
Rating Penonton:
Rating IMDb hanya sekitar 4,1/10, menegaskan penerimaan penonton yang buruk. Banyak penonton mengeluhkan plot yang tertebak dan dialog yang cheesy.
Keunggulan:
Bagi yang penasaran, tontonlah dengan ekspektasi rendah semata untuk aksi perempuan bersenjata. Tetapi bila mencari film perang berkualitas, judul-judul lain di daftar ini lebih layak Anda dahulukan.
Kesimpulan
Itulah 10 film perang terbaru yang patut masuk radar Anda. Dari dystopia futuristik hingga drama sejarah yang mengharukan, masing-masing film menawarkan perspektif berbeda tentang perang dan keberanian. Beberapa di antaranya menuai pujian tinggi. Sementara yang lain memicu perdebatan – namun semuanya menambah warna genre film perang di periode terbaru ini.
Semoga ulasan di atas membantu Anda memilih tontonan epik berikutnya. Selamat menonton, dan siapkan diri untuk larut dalam kisah-kisah heroik penuh laga dan emosi!






