Teh adalah salah satu minuman paling populer dan digemari oleh berbagai kalangan. Dari pagi hingga malam, teh sering hadir menemani waktu santai, bekerja, hingga momen kebersamaan bersama keluarga. Kini, teh juga tersedia dalam berbagai bentuk praktis yang memudahkan cara penyajiannya, mulai dari teh celup, teh seduh, teh pres, teh stik, hingga teh instan.

Jasa Penerbitan Buku dan ISBN

Namun, dibalik kenikmatan secangkir the, tersimpan satu zat alami penting bernama Tanin.

Apa itu Tanin?

Tanin adalah senyawa kimia yang termasuk dalam kelompok polifenol, sehingga memiliki aktivitas antioksidan yang bermanfaat bagi tubuh. Zat ini dikenal sebagai astringen kuat yang memberi rasa khas sepat atau sedikit pahit pada teh. Kandungan tanin dalam daun teh mencapai 7-15%. Senyawa ini dikenal memiliki kemampuan untuk mengendapkan protein. Hal tersebut terjadi karena tanin dan protein memiliki banyak gugus fungsional yang dapat membentuk ikatan silang kuat, sehingga menghasilkan kompleks protein-tanin. Inilah yang menjadikan teh memiliki rasa dan aroma yang khas.

Manfaat Tanin bagi Tubuh

Meski sering dianggap sebagai penyebab rasa sepat, ternyata tanin menyimpan banyak manfaat bagi kesehatan, lho! Berikut beberapa diantaranya yaitu:

  • Membantu menghentikan pendarahan dan menyembuhkan luka bakar
  • Membentuk lapisan pelindung pada luka dan ginjal
  • Sebagai antidiare, karena dapat mengurangi sekresi cairan dan menghambat pertumbuhan bakteri penyebab diare
  • Sebagai Antioksidan, yang melindungi tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas
  • Sebagai Antibakteri, yang membantu menjaga daya tahan tubuh serta mencegah infeksi ringan.
  • Sebagai astringen, yang dapat mengurangi produksi minyak berlebih, mengecilkan pori-pori dan menghentikan sedikit perdarahan ringan.

Dampak Jika Konsumsi Teh Berlebihan

Meski teh memiliki banyak manfaat, minum teh yang berlebihan justru bisa berdampak kurang baik bagi tubuh. Hal ini dikarenakan kandungan tanin dalam teh dapat menghambat proses penyerapan zat besi di saluran pencernaan. Sehingga apabila sering minum teh saat atau tepat setelah makan maka penyerapan nutrisinya berkurang, termasuk protein dan karbohidrat.

Akibatnya, tubuh berisiko kekurangan zat besi dan bisa berpotensi terjadinya anemia, terutama pada anak remaja. Hal ini dibuktikan oleh penelitian Listiani (2016) yang menemukan bahwa sekitar 30% remaja putri mengalami gejala anemia, dan terdapat hubungan antara kebiasaan minum teh dengan anemia. Dari penelitian tersebut diketahui bahwa sekitar 66,8% siswi memiliki kebiasaan minum teh.

Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan waktu dan kebiasaan saat minum teh agar manfaatnya tetap optimal tanpa mengganggu penyerapan nutrisi. Waktu terbaik untuk menikmati teh adalah sekitar satu hingga dua jam setelah makan, bukan langsung setelahnya. Dengan begitu, kamu tetap bisa menikmati secangkir teh, serta menjaga tubuh tetap sehat dan terhindar dari risiko anemia.

REFERENSI

Ariana, D., Kartikorini, N., dan Mardiyah, S. 2021. Profil Tanin pada The Seduh Dengan Paparan Suhu Penyeduhan yang Berbeda. The Journal of Muhammadiyah Medical Laboratory Teknologist. Vol. 4(!): 111-119.

Kurniawan, I., dan Zahra, H. 2021. Review: Gallotannins; Biosynthesis, Structure Activity Relationship, Anti-inflammatory and Antibacterial Activity. Current Biochemistry. Vol. 8(1): 1-16.

Listiana, A. 2016. Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Anemia Gizi Besi pada Remaja Putri di SMKN 1 Terbanggi Besar Lampung Tengah. Jurnal Kesehatan. Vol. 7(3): 455-469.

Suhaila, R., Husna, Z., Manurung, R., dan Siregar, A. G. A. 2024. Ekstraksi Senyawa Tanin dalam Ampas Kopi sebagai Sumber Daya Tanin Terbarukan. Journal of Agrosociolgy and Sustainbillity. Vol. 1(2): 89-99.

Wulandari, R. 2021. Manfaat dan Khasiat Teh, Kopi, Susu dan Gula untuk Kesehatan dan Kecantikan. Yogyakarta: CV Andi Offset.

Penulis: Dea Nadila, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.