Pernahkah kamu bertanya-tanya, kenapa kecap asin begitu mudah mengalir, sementara kecap manis terasa lebih lengket dan kental? Jawabannya ada pada tekstur atau viskositas. Viskositas merupakan sifat fisik yang menunjukkan seberapa “encer” atau “kental” suatu cairan. Kalau ditelusuri lebih dalam, perbedaan tekstur ini muncul dari komposisi bahan utama masing-masing kecap.
Apa sih perbedaan komposisinya?
Kecap asin dibuat melalui proses fermentasi kedelai dengan tambahan garam. Hasilnya, cairannya cenderung bening, berwarna cokelat gelap, rasanya asin gurih, dan teksturnya ringan serta mudah mengalir. Hal ini dikarenakan kecap asin nyaris tidak mengandung gula atau bahan pengental tambahan. Sebaliknya, kecap manis punya karakter yang berbeda. Kandungan gulanya tinggi—bisa dari gula kelapa, gula merah, atau kombinasi keduanya. Gula inilah yang memberikan rasa manis sekaligus menjadikan kecap lebih kental dan lekat. Selain itu, proses karamelisasi gula selama pemasakan membuat warnanya lebih gelap dan menambah kekentalan secara alami.
Ternyata, kekentalan kecap manis yang kita nikmati itu bukan hasil coba-coba, lho. Ada proses ilmiah yang dilakukan di balik layar untuk memastikan teksturnya pas—tidak terlalu encer, tapi juga tidak terlalu padat hingga sulit dituang. Yuk, kita kupas lebih lanjut seperti apa cara kerja industri menjaga kekentalan kecap tetap ideal!
Untuk mengeceknya, para produsen menggunakan alat khusus bernama viskometer. Alat ini bisa dibilang “penimbang kekentalan” yang bekerja dengan cara memutar batang kecil yang ada pada alat di dalam sampel kecap, lalu mengukur seberapa berat putarannya. Semakin berat, artinya kecapnya makin kental. Selain itu, ada juga alat lain yang disebut Bostwick consistometer. Alat ini sederhana, tapi efektif untuk melihat seberapa cepat kecap mengalir di permukaan landai dalam waktu tertentu. Jadi, kalau kecapnya terlalu cepat mengalir, bisa jadi terlalu encer dan perlu disesuaikan lagi.
Pada industri besar, mereka pakai alat lebih canggih seperti texture analyzer untuk mengukur daya lekat dan kekompakan kecap saat disentuh atau ditarik. Untuk memastikan rasa dan tekstur kecap selalu sama dari waktu ke waktu, pabrik juga menjalankan proses kontrol kualitas yang ketat. Mereka rutin mengecek kekentalan kecap, memantau suhu dan waktu pemasakan, bahkan menyesuaikan resep kalau bahan bakunya (seperti gula atau kedelai) sedikit berbeda dari biasanya. Semua ini dilakukan supaya kecap yang sampai di meja makan kita punya rasa, warna, dan kekentalan yang sama—baik dibeli hari ini, minggu depan, bulan depan, atau tahun depan. Jadi, tiap tetes kecap manis yang kamu tuangkan, itu hasil kerja tim ahli dan teknologi yang cukup serius, lho!
Semua pengujian ini penting agar kita, sebagai konsumen, selalu dapat produk yang teksturnya mantap—kental, lengket, dan pas banget buat temani nasi goreng atau sate favorit.
Penulis: Adya Pranike Triswono – Teknologi Pangan – Universitas Sultan Ageng Tirtayasa