Pada 13 Februari 2023, 26 siswa SD Negeri 2 Mejobo, Kabupaten Kudus, diduga mengalami keracunan jajanan dari pedagang kaki lima disekitar sekolah. Dampaknya 10 orang siswa dilarikan ke puskesmas akibat mengalami gejala yang parah dan 16 siswa lainnya mengalami gejala ringan. Menurut pernyataan Polsek Mejobo Kudus (13/02/2023), keracunan yang menimpa siswa SD Negeri 2 Mejobo diakibatkan mengkonsumsi jajanan maklor dan jagung serut keju (jasuke) yang dijual oleh pedagang kaki lima.

Polisi kemudian membawa sampel untuk diujikan ke laboratorium dinas kesehatan kota Semarang berupa bahan yang digunakan, produk jadi, dan sisa jajanan siswa. Berdasarkan hasil laboratorium (20/02/2023), dinyatakan bahwa terdeteksi cemaran bakteri Escherichia coli dan Klebsiella pneumoniae dan Streptococcus alfa yang diduga memicu gejala keracunan. Sedangkan pada jajanan jasuke terdeteksi Klebsiella pneumoniae, Streptococcus alfa, dan Enterobacter agglomerans yang menyebabkan siswa SD Negeri 2 Mejobo mengalami gejala sesak nafas. Kontaminasi diduga akibat proses pengolahan dan tempat penjualan yang tidak bersih.

Kasus keracunan seperti ini dapat dihindari dan diidentifikasi keberadaannya melalui metode analisis pangan.

Apa itu Analisis Pangan?

Analisis pangan merupakan metode yang digunakan untuk mengetahui dan mengidentifikasi kandungan yang terdapat pada bahan pangan. Analisis pangan bekerja dengan prinsip pengukuran dan identifikasi komponen-komponen kimia, fisik, dan mikrobiologis dalam bahan pangan untuk menentukan kualitas, nilai gizi, dan keamanan suatu produk pangan.

Analisis pangan juga ikut berperan penting dalam mengidentifikasi kerusakan, kontaminasi, maupun kualitas gizi pada produk pangan. Oleh karena itu, analisis pangan banyak digunakan untuk mengevaluasi produk sebelum produk diperjual belikan.

Pada kasus keracunan makanan, umumnya dilakukan pemeriksaan bahan pangan, pemeriksaan mikrobiologi, analisis kimia, analisis toksiologi, dan analisis fisik untuk mengetahui terdapatnya cemaran pada bahan pangan yang berpotensi menjadi penyebab keracunan.

Dengan metode pengujian Analisis pangan juga dapat diidentifikasi kemungkinan jalur cemaran pada pangan. Adapun jalur cemaran pada produk pangan yang sering kali di jumpai yaitu, cemaranĀ  akibat adanya kontaminasi silang, kontaminasi mikroba dari pangan itu sendiri, dan kontaminasi fisik.

Kesimpulan

Berdasarkan kasus yang terjadi pada siswa SD Negeri 2 Mejobo, Kabupaten Kudus. Dapat menjadi pelajaran dan contoh nyata bagi semua pihak, baik produsen, distibutor, masyarakat dan orang tua untuk lebih peduli akan pentingnya analisis pangan pada kehidupan sehari-hari. Dimana analisis pangan dapat membantu mengidentifikasi kerusakan, permasalahan, dan membangun kepercayaan konsumen terhadap kemanan suatu produk pangan yang telah dianalisis sebelum diperjual belikan.

Referensi:

Aji, D, U. 2023. Puluhan Siswa SD di Mejobo Kudus Keracunan, Polisi Sita Cilor-Maklor. DetikJateng. Tersedia pada: https://www.detik.com/jateng/berita/d-6566724/puluhan-siswa-sd-di-mejobo-kudus-keracunan-polisi-sita-cilor-maklor.

Rezanda, A, D. 2023. Kasus 26 Siswa SDN 2 Mejobo Kudus Keracunan Jajanan: Maklor dan Jasuke Terbukti Mengandung Bakteri. Tersedia pada: https://banyumas.tribunnews.com/2023/02/21/kasus-26-siswa-sdn-2-mejobo-kudus-keracunan-jajanan-maklor-dan-jasuke-terbukti-mengandung-bakteri.

Rorong, J, A., dan Wilar, W, F. 2020. Keracunan Makanan oleh Mikroba. Techno Science Journal. Vol. 2(2): 47-60.

Penulis: Anissa Salsabila – Mahasiswa Teknologi Pangan – Universitas Sultan Ageng Tirtayasa