Dibandingkan dengan protein dan lemak selama ini pembahasan mengenai serat makanan seringkali terabaikan. Serat merupakan salah satu jenis karbohidrat yang tidak dapat dicerna oleh tubuh. Berbeda dengan karbohidrat lain seperti pati dan gula yang dipecah menjadi glukosa sebagai sumber energi, serat justru melewati sistem pencernaan tanpa mengalami perubahan bentuk. Karena tidak diserap tubuh, sumbangan gizi serat dalam hal kalori memang kecil. Namun, meskipun sering dianggap sepele, serat memiliki peran penting yang tidak bisa digantikan oleh zat gizi lainnya.
Serat memiliki sejumlah manfaat penting bagi kesehatan tubuh. Salah satu fungsi utamanya adalah membantu mengontrol kadar gula darah. Serat memperlambat proses pengosongan lambung dan penyerapan karbohidrat lain dalam sistem pencernaan, sehingga glukosa dilepaskan secara bertahap ke dalam darah. Hal ini mengurangi lonjakan gula darah dan membuat kita merasa kenyang lebih lama.
Menurut Ranakusuma (1990), diet tinggi serat juga dapat membantu mengurangi asupan kalori secara keseluruhan. Oleh karena itu, pola makan rendah kalori yang disertai konsumsi tinggi serat bisa menjadi strategi efektif dalam menangani masalah obesitas.
Lebih jauh, konsumsi serat secara cukup juga telah terbukti dapat menurunkan risiko berbagai penyakit degeneratif, seperti jantung koroner, kanker kolon, dan gangguan pencernaan lainnya.
Sumber serat makanan sangat mudah ditemukan dalam bahan pangan nabati, terutama sayur-sayuran dan buah-buahan. Sayuran merupakan bagian dari menu harian masyarakat Indonesia, baik dikonsumsi secara mentah seperti lalapan segar maupun setelah dimasak dalam berbagai bentuk hidangan. Selain itu, kacang-kacangan, biji-bijian utuh, dan umbi-umbian juga merupakan sumber serat yang baik.
Sayangnya, perubahan pola konsumsi pangan di Indonesia belakangan ini menunjukkan penurunan dalam konsumsi sayuran dan buah-buahan hampir di seluruh provinsi. Padahal, asupan serat yang cukup sangat penting untuk menjaga kesehatan jangka panjang dan mencegah berbagai penyakit kronis.

Kurangnya pemahaman masyarakat terhadap peran serat menyebabkan banyak orang tidak menganggap penting keberadaan serat dalam menu harian mereka. Oleh karena itu, edukasi mengenai pentingnya serat harus terus digalakkan agar masyarakat lebih sadar akan manfaat luar biasa dari zat gizi yang sering kali dilupakan ini.
DAFTAR PUSTAKA
Kusharto, C. M. 2012. Serat Makanan dan Perannya Bagi Kesehatan. Jurnal Gizi Dan Pangan, Vol. 1(2): 45-54.
Santoso, A. 2011. Serat Pangan (Dietary Fiber) dan Manfaatnya Bagi Kesehatan. Magistra, Vol. 23(75): 35.
Penulis: Haris Khoerussalam







 
                         
                         
                         
                         
                         
                         
                        