Agroindustri memegang peranan penting dalam meningkatkan nilai tambah produk pertanian melalui proses pengolahan yang efisien dan berdaya guna, sehingga berkontribusi besar terhadap kemajuan ekonomi di tingkat pedesaan maupun nasional. Selain memperluas kesempatan kerja dan memperkuat sistem ketahanan pangan, keberadaan agroindustri juga mendorong terciptanya sistem pertanian modern yang berorientasi pada kebutuhan pasar serta peluang ekspor. Posisi strategis ini menempatkan agroindustri sebagai salah satu fondasi utama dalam proses industrialisasi pertanian untuk meningkatkan daya saing produk serta mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Meskipun demikian, pengembangan sektor ini masih menghadapi berbagai hambatan, seperti fluktuasi harga bahan baku, keterbatasan akses terhadap pembiayaan, serta perlunya peningkatan kualitas sumber daya manusia, yang semuanya perlu diatasi melalui kebijakan terpadu agar peran agroindustri dapat berjalan secara optimal dalam pembangunan nasional.

Jasa Penerbitan Buku dan ISBN

Agroindustri memiliki peran strategis dalam memperkuat pembangunan pertanian nasional karena mampu meningkatkan nilai tambah produk pertanian sekaligus membuka peluang kerja yang luas, sehingga berkontribusi terhadap ketahanan pangan serta peningkatan taraf hidup petani. Sebagai pilar utama dalam pengembangan sistem pertanian bioindustri berkelanjutan, agroindustri berfokus pada pengolahan sumber daya hayati menjadi produk pangan yang sehat dan bernilai ekonomi tinggi. Melalui fungsi tersebut, agroindustri tidak hanya mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional, tetapi juga membantu mengurangi tingkat kemiskinan melalui penciptaan lapangan kerja dan peningkatan ekspor. Oleh karena itu, penerapan agroindustri yang terintegrasi dengan rantai pasok pertanian menjadi langkah strategis untuk mewujudkan sektor pertanian yang tangguh, produktif, dan berkelanjutan.

Agroindustri memegang peranan penting dalam pembangunan ekonomi dan sosial di Indonesia dengan memberikan kontribusi signifikan terhadap penciptaan output, penyerapan tenaga kerja, produk domestik bruto (PDB), ekspor, dan distribusi pendapatan masyarakat. Agroindustri hilir lebih berperan dalam penciptaan output, nilai tambah, dan impor, sedangkan agroindustri hulu lebih dominan dalam penciptaan PDB dan ekspor. Selain itu, agroindustri hilir juga mampu menciptakan distribusi pendapatan yang lebih merata baik bagi rumah tangga pertanian maupun non-pertanian, sehingga berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat secara lebih luas.

Pengembangan agroindustri di Indonesia masih menghadapi berbagai hambatan yang cukup kompleks, sehingga menghalangi perannya sebagai sektor andalan dalam perekonomian nasional. Salah satu persoalan utama terletak pada ketersediaan bahan baku yang belum berkelanjutan serta mutu yang belum optimal, yang pada akhirnya berdampak pada kualitas produk akhir. Selain itu, keterbatasan kompetensi sumber daya manusia (SDM) dalam bidang manajemen dan penguasaan teknologi turut menjadi faktor penghambat, menyebabkan rendahnya efisiensi dan daya saing produk agroindustri. Permasalahan lain yang juga signifikan mencakup kurangnya investasi di sektor ini akibat ketidakpastian iklim usaha, kebijakan yang kurang konsisten, keterbatasan infrastruktur, sulitnya akses bahan baku, serta kendala permodalan seperti minimnya fasilitas kredit dan tingginya suku bunga. Di samping itu, lemahnya koordinasi antarinstansi terkait dan ketimpangan pembangunan antarwilayah turut memperdalam kesenjangan pengembangan sektor ini. Oleh sebab itu, diperlukan langkah strategis dan perhatian serius dari pemerintah serta pihak terkait untuk memperbaiki aspek kebijakan, peningkatan investasi, penguatan SDM, dan pembangunan infrastruktur agar agroindustri dapat tumbuh secara berkelanjutan.

Strategi pengembangan agroindustri di masa mendatang perlu diarahkan pada integrasi berbagai aspek penting, mulai dari penguatan kelembagaan pertanian, peningkatan kapasitas sumber daya manusia, pengelolaan investasi yang tepat sasaran, hingga penerapan sistem produksi yang berwawasan lingkungan secara efektif dan efisien. Pendekatan ini sejalan dengan prinsip pembangunan berkelanjutan (SDG’s) yang menekankan keseimbangan antara kemajuan ekonomi, keberlanjutan lingkungan, dan pemanfaatan teknologi modern sebagai pendorong utama. Secara garis besar, strategi pengembangan agroindustri mencakup empat komponen utama, yaitu pembentukan kelembagaan pertanian yang adaptif, penguatan kompetensi SDM, peningkatan investasi pada infrastruktur dan teknologi, serta penerapan sistem produksi yang ramah lingkungan untuk memperkuat kemandirian sektor pertanian dan daya saing global. Oleh karena itu, arah pembangunan agroindustri ke depan harus menitikberatkan pada sinergi antara inovasi teknologi dan keberlanjutan lingkungan agar sektor ini tidak hanya memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional, tetapi juga menjaga kelestarian sumber daya alam.

Referensi:

Nugroho, T., dan Rusydiana, A, S. 2018. Developing East Java Agroindustry: Analytic Network Process Method Approach. Jurnal Ilmu Ekonomi Terapan. Vol. 3(1): 39-53.

Pratiwi, N, A., Harianto., dan Daryanto, A. 2017. Peran Agroindustri Hulu dan Hilir dalam Perekonomian dan Distribusi Pendapatan di Indonesia. Jurnal Managemen & Agribisnis. Vol. 14(2): 127-137.

Supriyati., dan Suryani, E. 2006. Peranan, Peluang dan Kendala Pengembangan Agroindustri di Indonesia. Forum Penelitian Agro Ekonomi. Vol. 24(2): 92-106.

Sutantio, R. A. Andini, D, P., Chairina, L., dan Komariyah, S. 2023. Strategi Pembangunan    Pertanian Berbasis Agroindustri: Konsep Sustainable Development Goals (SDGs). Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Pertanian. Vol. 23(1): 84-91.

Penulis: Yuwana Sekar Kinanti – Jurusan Teknologi Pangan – Universitas Sultan Ageng Tirtayasa