INDOAKTUAL, Bandar Lampung– Inovasi teknologi kembali lahir dari tangan anak muda Indonesia. Brilian Amanat Taqwa, fasilitator teknis Infrastructure Improvement for Shrimp Aquaculture Project (IISAP) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), berhasil mengembangkan AI Desa AquaGuard, sebuah sistem deteksi dini kualitas air berbasis kecerdasan buatan (AI) dan Internet of Things (IoT). Brilian mempresentasikan dan memperkenalkan teknologi ini di Hadapan pembudidaya, Akademisi, dan lembaga pemerintah yang ada di Lampung Timur.

Jasa Penerbitan Buku dan ISBN

Teknologi ini dirancang untuk membantu petambak udang vaname, khususnya di desa-desa pesisir, dalam memantau kondisi air tambak secara real-time. AI Desa AquaGuard mampu membaca parameter penting seperti pH, oksigen terlarut, suhu, hingga keberadaan bakteri, sehingga petambak bisa lebih cepat mengambil tindakan bila kondisi air mulai menurun.

Menurut Brilian, salah satu tantangan terbesar dalam budidaya udang vaname adalah fluktuasi kualitas air yang sering memicu penyakit dan menurunkan produktivitas. “Dengan alat ini, petambak tidak lagi harus menunggu hasil uji laboratorium yang memakan waktu. Mereka bisa langsung mendapat peringatan dini dan rekomendasi sederhana melalui sistem berbasis AI,” jelasnya.

Inovasi ini diharapkan dapat mendukung program akuakultur berkelanjutan KKP dengan memperkuat ketahanan pangan dan ekonomi desa pesisir. Selain itu, AI Desa AquaGuard juga dapat menjadi contoh penerapan teknologi tepat guna yang mempertemukan ilmu biologi, data digital, dan kebutuhan masyarakat akar rumput.

“Visi saya adalah menjadikan desa-desa pesisir lebih tangguh melalui teknologi. Jika kualitas air terjaga, maka budidaya udang akan lebih sehat, produktif, dan berkelanjutan,” tambah Brilian.

AI Desa AquaGuard kini tengah dikembangkan lebih lanjut agar bisa diimplementasikan secara luas di berbagai sentra budidaya udang di Indonesia.